Surya Tjandra, Wamen Pendiam Anak Pedagang Ayam

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Salah seorang calon wakil menteri (wamen) yang sudah hadir di Istana Kepresidenan Jakarta adalah Surya Tjandra. Jika tidak banyak orang yang mengenalnya wajar saja, karena meski pernah menjadi aktivis di LBH Jakarta dan pengacara praktik, Surya dikenal sebagai pendiam.

Meski begitu, dia adalah seorang pekerja keras di bidangnya . Dia tidak pernah malu dan selalu berjuang membela kliennya sejak di LBH Jakarta meski kondisi fisiknya tidaklah terlalu sempurna.

Surya yang kini menjadi kader Partai Solidaritas Indonesia itu lahir dan tumbuh dalam kondisi sederhana semenjak 28 Maret 1971. Ayah dan ibunya adalah pedagang ayam potong di pasar Jatinegara, Jakarta. Kehidupan yang sederhana, bahkan bisa dikatakan pas-pasan semakin terasa berat karena dia harus tumbuh bersama dengan enam saudaranya.

Dalam kondisi sulit Surya dan kakak-kakaknya pernah tidak boleh mengambil raport karena belum melunasi biaya sekolah. Bahkan kondisi sulit membuat dua kakaknya terpaksa berhenti kuliah.

Surya juga tidak akan merasakan bangku kuliah jika tidak diterima di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI). Akhirnya dialah sarjana pertama di keluarganya. Berkat kegigihannya dia bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi lagi karena mendapat beasiswa untuk program master di Universitas Warwick Inggris dan program doktor di Leiden, Belanda.

Surya bukanlah orang yang cengeng. Tanpa banyak bicara dan mendedikasikan dirinya untuk membela rakyat kecil dia tekuni karir kepengacaraannya dari LBH Jakarta.

Kepedulian Surya pada isu perburuhan terlihat jelas ketika terlibat di dalam Komite Aksi Jaminan Sosial, aliansi besar gerakan sosial yang terdiri dari serikat buruh, tani, nelayan, mahasiswa, LSM, dan lain-lain untuk mengajukan gugatan terhadap pemerintah ke pengadilan terkait kelalaian pemerintah untuk melaksanakan perintah UU No. 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN).

Surya yang berperan sebagai Koordinator “Tim Pembela Rakyat untuk Jaminan Sosial” menjadi kuasa hukum dari ratusan penggugat dari berbagai kalangan masyarakat dan bertanggung jawab dalam merancang gugatan hingga mengikuti persidangan di pengadilan.

Pengagum Adnan Buyung Nasution, Yap Thiam Hien dan Munir Said Thalib sejak lama memang berjuang di luar sistem hingga dia sampai pada suatu kesimpulan, “Tidaklah cukup bila hanya berada diluar sistem. Tetapi, juga harus masuk dalam sistem politik itu sendiri untuk mulai memperbaikinya!” ujar Surya belajar dari kasus yang menimpa teman sekaligus sahabatnya, Munir.

Itu sebabnya dia bergabung dengan PSI dan kini beruntung bisa mewujudkan harapannya berada di dalam sistem untuk memperbaiki hak asasi manusia. Namun, dia mengaku belum tahu akan ditempatkan di mana saat tiba di Istana tadi pagi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Bansos Diawasi Ketat, Pemerintah Tutup Celah Judi Daring

MataIndonesia, Jakarta – Pemerintah Indonesia memperketat pengawasan penyaluran Bantuan Sosial guna memastikan bantuan tepat sasaran sekaligus menutup celah penyalahgunaan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini