Suhu Panas di Jepang Capai 47 Derajat Celsius, Tertinggi Sejak 1875

Baca Juga

MATA INDONESIA, TOKYO – Beberapa wilayah di Jepang sekarang ini sedang dilanda cuaca yang luasa biasa panas. Suhu di Kota Tokyo pada Kamis 30 Juni 2022 mencapai 47 derajat celcius, dan ini tertinggi sejak 1875.

Bagi banyak orang di Jepang, panas selama beberapa hari terakhir terasa aneh dan agak menakutkan. Saat ini seharusnya sudah memasuki pertengahan musim hujan di negara itu. Namun di seluruh Jepang, langit cerah dan suhu tertahan pada 30-an derajat celsius dan sudah dua kali menembus 40 derajat celsius pada pekan ini.

Itu hanyalah suhu yang resmi terpantau – jika beraktivitas di luar ruangan kabarnya  jauh lebih terasa panas.

Walaupun musim panas baru saja dimulai, 263 tempat di seluruh Jepang telah mencatat rekor suhu dalam enam hari terakhir.

Yang membuat masalah, Jepang sedang kewalahan menjaga agar lampu dan AC tetap menyala. Hal ini karena permintaan listrik mencapai puncaknya pada siang dan sore hari. Pasokan listrik berada pada 97% dari kapasitas. Itu artinya di beberapa wilayah Jepang, harus ada pemadaman listrik.

Pemerintah Jepang telah meminta masyarakat agar “memadamkan” sebanyak mungkin lampu dan peralatan listrik. Tetapi pada saat yang sama, ada juga peringatan supaya warga tidak mematikan AC miliknya.

Ketakutan Pemerintah Jepang adalah terulangnya kejadian pada 2018, yaitu ketika Jepang dilanda gelombang panas. Kala itu, puluhan orang yang sebagian besar berusia lanjut meninggal dunia karena serangan panas dan lebih dari 22.000 orang dilarikan ke rumah sakit.

Untuk mencegah hal itu terulang, beberapa pemerintah daerah membuka pusat-pusat “pendinginan”, di mana para lansia dapat berlindung.

BBC/Reporter: Alya

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini