Studi Terbaru, Penularan Cacar Monyet Bukan Karena Bersentuhan Kulit

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Penularan cacar monyet yang terbukti menurut studi terbaru adalah kontak lesi kulit penderita.

Sejak awal Mei, cacar monyet menyebar ke lebih dari 90 negara dan menyebabkan lebih dari 32.000 infeksi.

“Ketika Anda menggabungkan semua penelitian ini, kami melihat bahwa presentasi klinis di mana-mana serupa, tetapi juga mengejutkan,” kata Oriol Mitjà, peneliti penyakit menular di Germans Trias i Pujol University Hospital di Barcelona, ​​Spanyol.

Penelitiannya itu dipublikasikan di jurnal medis terkemuka, The Lancet.

Gejala dan pola penyebaran cacar monyet di Eropa tidak seperti di Afrika Barat dan Tengah.

Di lokasi itu, virus cacar monyet telah menyebabkan wabah yang terisolasi dan terus-menerus selama beberapa dekade.

Meskipun ada wanita dan anak-anak yang terinfeksi sejak Mei, sebagian besar kasus terjadi pada pria yang berhubungan badan dengan pria (LSL).

Virus mungkin memanfaatkan jejaring seksual padat di komunitas LSL untuk menyebar secara efisien, menurut Mitjà, seperti dikutip dari Nature, Sabtu 13 Agustus 2022.

Ketika terkena cacar monyet, seseorang dapat memunculkan gejala flu, pembesaran kelenjar getah bening, dan lesi berisi cairan pada kulit.

Mitjà dan rekan-rekannya melaporkan bahwa sampel mereka menunjukkan lesi kulit mengandung lebih banyak DNA virus daripada tenggorokan.

Ini memunculkan dugaan tetesan partikel di udara bukan rute penularan utama, meskipun studi lanjutan sedang dilakukan.

Bila kemungkinan penularannya melalui saluran pernapasan, pejabat kesehatan masyarakat dapat memberlakukan kebijakan isolasi dan panduan pengobatannya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini