MATA INDONESIA, JAKARTA – Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri menegaskan kepada jajarannya agar lebih mengutamakan bertahan ketika ada serangan dari kelompok separatis dan teroris (KST) Papua. Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta menilai jika hal tersebut merupakan salah satu upaya persuasif menghadapi kelompok tersebut.
“Ini suatu strategi dan langkah persuasif tapi tentu ada batasannya, ketika sudah ada mengancam masyarakat tentu akan ditindak tegas,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Sabtu 22 Januari 2022.
Sementara itu, Mathius juga mengemukakan jika hal tersebut merupakan bentuk penyesuaian pendekatan Satgas Nemangkawi yang saat ini sudah berubah menjadi Operasi Damai Cartenz.
“Selama ini kita dalam kasus penembakan selalu aktif merespon. Dalam merespon ini selalu terjadi kontak tembak ini (lebih banyak) sisi negatif karena KST Papua memanfaatkan momen menjatuhkan pemerintah,” kata Mathius.
Adapun, Mathius juga menegaskan jika aparat gabungan TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Nemangkawi hingga kini masih diberlakukan hingga 25 Januari 2022 mendatang. Namun, operasinya mulai memprioritaskan pendekatan persuasif.
“Kita lihat operasi terakhir mengurangi korban masyarakat yang dampaknya ke kegiatan itu, sehingga korban menurun termasuk masyarakat. Dan banyak KST Papua yang kita tangkap,” katanya.
Melalui Operasi Damai Cartenz 2022, diharapkan banyak anggota KST Papua yang bisa diedukasi dan menyerahkan diri. Tujuannya, agar mereka bisa kembali ke lingkungan masyarakat secara normal.