MATA INDONESIA, KABUL – Sosok yang diharapkan Amerika Serikat (AS) dan barat akan menjadi suara moderat dalam kabinet bentukan Taliban telah disingkirkan setelah baku tembak dramatis di istana presiden di Kabul, Afghanistan. Hal ini terungkap dari sejumlah sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Mullah Abdul Ghani Baradar, merupakan wajah paling familiar yang memimpin pembicaraan damai dengan Paman Sam dilaporkan mendapat serangan secara fisik oleh seorang pemimpin Jaringan Haqqani yang ditunjuk sebagai teroris oleh AS.
Serangan ini dilaporkan terjadi pada awal September, yakni selama pembicaraan di istana presiden mengenai pembentukan kabinet, kata sumber yang enggan menyebutkan namanya itu.
“Baradar telah mendorong kabinet inklusif yang mencakup para pemimpin non-Taliban dan etnis minoritas, yang akan lebih dapat diterima oleh seluruh dunia,” kata sumber tersebut, melansir Business Standard.
“Pada satu titik selama pertemuan, Khalil ul Rahman Haqqani bangkit dari kursinya dan mulai meninju pemimpin Taliban. Pengawal mereka memasuki keributan dan menembak satu sama lain, melukai, dan bahkan membunuh beberapa dari mereka,” sambungnya.
Sementara Baradar tidak terluka. Akan tetapi, ia meninggalkan ibu kota Afghanistan dan menuju ke Kandahar – pangkalan kelompok itu, untuk berbicara dengan Pemimpin Tertinggi Haibatullah Akhundzada, yang secara efektif menjadi kepala spiritual Taliban.
Namun, Baradar menepis spekulasi tersebut dan menegaskan bahwa ia baik-baik saja. Ia juga menampik kabar yang menyatakan adanya perselisihan dalam pemerintahan baru Afghanistan.
“Alhamdulillah, saya aman dan sehat. Pernyataan lain yang dibuat oleh media bahwa kami memiliki perselisihan internal juga sama sekali tidak benar,” kata Baradar.
Sebagai catatan, Baradar – salah satu anggota pendiri Taliban dan pernah dianggap sebagai kepala pemerintahan Taliban, sudah lama tidak terlihat di depan umum. Dia bukan bagian dari delegasi menteri yang bertemu dengan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani di Kabul pada hari Minggu.
Pada Rabu, Anas Haqqani, adik dari Penjabat Menteri Dalam Negeri Afghanistan yang baru diangkat Sirajuddin Haqqani, juga mengeluarkan pernyataan di Twitter yang menyangkal laporan keretakan internal dalam gerakan tersebut.
Desas-desus itu mengikuti spekulasi atas persaingan antara komandan militer seperti Haqqani dan para pemimpin dari kantor politik di Doha seperti Baradar, yang memimpin upaya diplomatik untuk mencapai penyelesaian dengan Amerika Serikat.