Solidaritas Antar-Suporter Dukung PSSI Benahi Sepak Bola Nasional

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Suporter klub sepak bola di Tanah Air mendukung PSSI membenahi sepak bola nasional pasca-tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang.

Sebagai bentuk dukungan moral terhadap tragedi Kanjuruhan, berbagai suporter klub sepak bola Indonesia menggelar diskusi dengan tema ‘One Love For Football: Solidaritas Suporter untuk Kanjuruhan’.

Acara ini diinisiasi oleh Barito Mania Jabodetabek dengan tujuan untuk mendukung agar kompetisi sepak bola Indonesia tetap bergulir. Para suporter berterimakasih kepada pemerintah RI, khususnya presiden Jokowi dan PSSI karena Indonesia tidak disanksi FIFA.

“Tragedi Kanjuruhan adalah tragedi kemanusiaan yang harus mendapat atensi semua pihak, agar para pemangku kebijakan segera menemukan solusi yang holistik dan menyeluruh, bukan sektoral,” kata perwakilan Barito Mania Jakarta, Lutfi Ramadan.

“Kita dukung PSSI untuk terus melakukan langkah kongkrit dan tranformatif, berkolaborasi dengan AFC, FIFA, Pemerintah, dan lembaga terkait. Mari sudahi kepentingan kelompok, baik suporter maupun klub. Kita ke depankan persaudaraan diantara kita,” ujarnya.

Arya Sandhiyudha, perwakilan The Jak Mania, mengajak suporter dari berbagai klub sepak bola, menjadikan tragedi Kanjuruhan sebagai bahan untuk introspeksi diri. Menurutnya, tidak ada pertandingan sepak bola yang seharga nyawa manusia.

“Bukan waktunya untuk saling mencari kambing hitam, karena masyarakat sepakbola tanah air menanti reformasi dan perbaikan dengan segera, sehingga olahraga ini kembali menjadi primadona di tanah ibu pertiwi,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Pengamat Sepak bola Nasional, Christoper Halolo mengatakan ke depannya semua stakeholder sepakbola Indonesia harus berbenah. Jangan sampai kata dia, kejadian itu terulang kembali karena kurang metang dalam mempersiapkan kompetisi.

Dia juga menyayangkan, kenapa harus saling mencari kambing hitam dibalik peristiwa tersebut. Padahal, jika mau seharusnya masyarakat memercayakan itu kepada pihak berwenang yang dibentuk presiden, yaitu Tim Gabungan Independen Pencari Fakta atau TGIPF Tragedi Kanjuruhan.

“Sepak bola kita bisa berbenah selama kita mau bergotong royong. Selain pembenahan dr sisi aparat, mentalitas suporter jg harus atensi kita. Sudah ada langkah baik, sejumlah suporter fanatik menyurakan narasi damai,” ucapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Judi Daring Ancam Ekonomi Keluarga: Saatnya Literasi dan Kolaborasi Jadi Senjata

Oleh: Ratna Soemirat* Fenomena judi daring (online) kini menjadi salah satu ancaman paling serius terhadap stabilitassosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Di tengah kemajuan teknologi digital yang membawakemudahan hidup, muncul sisi gelap yang perlahan menggerogoti ketahanan keluarga dan moral generasi muda. Dengan hanya bermodalkan ponsel pintar dan akses internet, siapa pun kini bisaterjerumus dalam praktik perjudian digital yang masif, sistematis, dan sulit diawasi. Pakar Ekonomi Syariah dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Satria Utama, menilai bahwa judi daring memiliki daya rusak yang jauh lebih besar dibandingkan bentukperjudian konvensional. Menurutnya, sasaran utama dari perjudian daring justru kelompokmasyarakat yang secara ekonomi tergolong rentan. Dampaknya langsung terlihat pada polakonsumsi rumah tangga yang mulai bergeser secara drastis. Banyak keluarga yang awalnyamampu mengatur pengeluaran dengan baik, kini harus kehilangan kendali keuangan karenasebagian besar pendapatan mereka dialihkan untuk memasang taruhan. Satria menjelaskan, dalam beberapa kasus, bahkan dana bantuan sosial (bansos) yang seharusnyadigunakan untuk kebutuhan pokok keluarga justru dihabiskan untuk berjudi. Hal ini, katanya, bukan lagi sekadar persoalan individu, melainkan ancaman nyata terhadap ketahanan ekonominasional. Ia menegaskan, ketika uang yang seharusnya digunakan untuk makan, biaya sekolahanak, atau keperluan kesehatan malah dipakai untuk berjudi, maka kerusakannya meluas hinggapada tingkat sosial yang lebih besar. Masalah ini juga diperparah dengan munculnya fenomena gali lubang tutup lubang melaluipinjaman online (pinjol). Banyak pelaku judi daring yang akhirnya terjebak utang karena tidakmampu menutup kerugian taruhan. Satria menilai bahwa bunga pinjol yang tinggi justrumemperparah keadaan dan menjerumuskan pelakunya ke dalam lingkaran utang yang sulitdiakhiri. Dalam banyak kasus, kondisi ini menyebabkan kehancuran rumah tangga, konflikkeluarga, hingga perceraian. Efek domino judi daring, katanya, sangat luas dan tidak hanyamerugikan pelakunya saja. Selain aspek ekonomi, Satria juga menyoroti persoalan perilaku konsumsi yang tidak rasional di kalangan masyarakat. Ia menilai bahwa budaya konsumtif yang tinggi membuat masyarakatlebih mudah tergoda dengan janji palsu “cepat kaya” yang ditawarkan oleh situs judi daring. Contohnya, jika seseorang rela mengeluarkan uang untuk rokok meski kebutuhan rumah tanggaterbengkalai, maka godaan berjudi dengan iming-iming hasil instan menjadi semakin kuat. Menurutnya, perubahan pola pikir masyarakat menjadi kunci utama untuk membentengi diri daribahaya ini. Lebih jauh, Satria menegaskan bahwa penanganan judi daring tidak cukup hanya denganpendekatan represif, seperti pemblokiran situs atau razia siber. Ia menilai langkah tersebutmemang penting, tetapi tidak akan menyelesaikan akar masalah tanpa adanya peningkatanliterasi ekonomi dan kesadaran digital masyarakat. “Permintaan terhadap judi daring itu besar, sehingga selama ada permintaan, pasokan akan terus bermunculan,” ujarnya dalam wawancara. Pemerintah, katanya, harus berani menyentuh aspek edukasi publik dengan memperkuat literasidigital, keuangan, dan moral agar masyarakat memiliki ketahanan terhadap jebakan dunia maya. Upaya memperkuat literasi digital dan kesadaran publik kini mulai mendapat perhatian dariberbagai pihak, termasuk dunia akademik. Salah satu contoh nyata datang dari UniversitasLampung (Unila) melalui inovasi bertajuk Gambling Activity Tracing Engine (GATE...
- Advertisement -

Baca berita yang ini