Soal Senjata dan Konspirasi Israel dengan Pemerintahan Ashraf Ghani

Baca Juga

MATA INDONESIA, KABUL – Drone dan senjata buatan Israel ternyata marak digunakan di Afghanistan untuk memburu kelompok Taliban pada perang yang berlangsung selama dua dekade, Jerusalem Post melaporkan, Rabu, 25 Agustus 2021.

Meskipun produsen senjata Israel tetap bungkam mengenai penggunaan produk mereka, rincian keberadaan senjata Israel di Afghanistan mulai muncul.

Negara-negara seperti Inggris, Jerman, Kanada, dan Australia, yang notabene merupakan anggota NATO, dikatakan telah menggunakan senjata buatan Israel selama bertahun-tahun. Dan drone adalah salah satu pembelian senjata terpopuler dari Israel.

Sejak 2005, Angkatan Darat Australia di Afghanistan juga telah menerbangkan kendaraan udara tak berawak (UAV) Skylark 1 yang diproduksi oleh Elbit Systems. Namun pada Mei, dilaporkan bahwa pemerintah Canberra telah memberi tahu Elbit bahwa angkatan bersenjatanya akan berhenti menggunakan Battle Management System (BMS) mulai pertengahan Juni.

Sistem Elbit sering menjadi sasaran kampanye oleh kelompok hak asasi manusia. Pasalnya, perusahaan Israel itu memproduksi teknologi pengawasan untuk Tembok Pemisahan ilegal di Tepi Barat yang diduduki dan dikatakan memproduksi mesin untuk 85 persen drone militer, di antara komponen senjata lainnya.

Produsen senjata Israel dikatakan telah memasok 85 persen drone yang digunakan dalam perang di Gaza pada 2014, ketika lebih dari 2.200 warga Palestina – 500 di antaranya anak-anak meninggal dunia hanya dalam 50 hari. Perusahaan ini bahkan memiliki 10 situs di Negeri Ratu Elizabeth.

The Jerusalem Post juga mengomentari laporan bahwa pasukan Israel dikirim ke Afghanistan pada 2019 untuk mengumpulkan intelijen tentang gerakan militer Iran. Rupanya, mereka dikirim ke perbatasan Afghanistan dengan Iran dan mengumpulkan informasi intelijen tentang gerakan semacam itu di sekitar Teluk Persia.

Surat kabar Rusia, Sputnik News menyatakan bahwa Israel beroperasi di bawah bendera Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab. Mengutip pernyataan seorang ahli, Sputnik News mengungkapkan, pasukan Israel beroperasi di bawah kerangka pasukan Amerika yang ditempatkan di sana.

Menariknya, operasi dan kegiatan Israel tersebut dilakukan dengan sepengetahuan dan persetujuan dari pemerintah Afghanistan yang sekarang digulingkan.

Dengan Taliban kembali berkuasa dan kemungkinan akan membentuk pemerintahan berikutnya di Afghanistan, peran Israel dalam 20 tahun invasi dan pendudukan AS kemungkinan besar akan membentuk sikap gerakan tersebut terhadap negara apartheid.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini