MINEWS.ID, JAKARTA – TNI Angkatan Udara menjelaskan soal “alarm sahur” menggunakan F-16 untuk bangunkan masyarakat muslim Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang mendapat tanggapan negatif netizen. Itu bukan pemborosan APBN melainkan hanya mengubah waktu latihan terbang.
Seperti diunggah akun twitter @_TNIAU, latihan terbang malam itu untuk mensiasati kondisi tubuh para penerbang yang berpuasa di siang hari.
Sebab, orang yang berpuasa akan kekurangan gula darah sebagai sumber energi saat pukul 10.00 pagi.
“Shg pelaksanaan latihan pada bulan #Ramadan oleh beberapa Skadron Udara dilaksanakan saat #sahur , bbrp manfaat sekaligus didapatkan yakni profesionalisme, safety dan Ibadah👮,” begitu tanggapan admin @_TNIAU yang dikutip Sabtu 11 Mei 2019.
Padahal, setiap Skadron Udara di #TNIAU baik itu tempur, transport, latih maupun helikopter memiliki siklus latihan yang teratur.
Dalam syllabus latihan dilakukan setiap empat bulanan untuk menjamin profesionalisme para penerbang.
Maka Landasan Udara Adi Sucipto Yogyakarta, Adi Sumarmo Solo dan Madiun yang memiliki skadron F-16 memutuskan melakukan latihan terbang malam setiap Ramadhan.
Latihan itu akan dimulai sejak pukul 18.00 WIB sampai dengan 05.00 WIB antara Yogyakarta, Solo dan Madiun. Sebab di Lanud-Lanud itu memiliki fasilitas penerbangan malam lengkap, mulai penerangan, layanan radar dan instrumen pendaratan.
Menurut akun tersebut perang udara modern biasanya memang dilaksanakan di malam hari saat penduduk tertidur lelap.
Nah, dengan latihan tersebut warga yang bertempat tinggal di jalur latihan penerbangan tersebut otomatis akan mendengar suara deru mesin pesawat tempur. Hal itu otomatis akan menjadi alarm untuk membangunkan mereka sahur.
Jadi pesawat-pesawat tempur itu tidak sengaja diterbangkan untuk membangunkan sahur warga yang akan berpuasa seperti sangkaan para netizen sebelum ini.
Latihan terbang malam saat Ramadhan juga sudah menjadi rutinitas tahunan.