Soal Dentuman Jabodetabek, Ini Jawaban Kabid Mitigasi Gempa BMKG

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Misteri dentuman yang terdengar di Jabodetabek hingga Sukabumi Jumat 10 April 2020 malam hingga Sabtu 11 April 2020 pagi masih belum terungkap hingga kini. Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, mengungkap empat kemungkinan asal dentuman tersebut.

Melalui akun instagram @daryonobmkg dia mengungkapkannya;

Pertama, suara dentuman itu kemungkinan besar berasal dari petir atau erupsi Anak Krakatau. Suara petir karena banyaknya saksi di Jabodetabek, sedangkan Bogor dan Depok bisa kita juluki sebagai kota petir.

Tetapi dia tidak yakin jika petir di Bogor dan Depok bisa terdengar hingga Sukabumi maupun dan Tangerang. Sementara penjelasan dentuman itu berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau karena pada erupsi 2018 suaranya bisa terdengar hingga wilayah Jawa Barat dan Sumatera Selatan.

Kedua, adalah gempa langit atau lebih dikenal dengan skyquake. Itu adalah istilah yang digunakan sekelompok orang untuk menyebut suara dari langit. Namun konsep itu belum bisa dijelaskan secara empiris. Ahli antariksa menyebut gempa langit itu menghasilkan gelombang infrasonik dan sonic boom serta masih banyak lagi sebutan lainnya. Namun, pada Jumat malam hingga Sabtu pagi kemarin, tidak ada laporan dari stasiun pendeteksi sonic boom di dunia. Jadi tidak mungkin suara tersebut dari sonic boom.

Ketiga, Daryono mengungkapkan suara itu bisa berasal dari gempa tektonik. Aktivitas bumi itu bisa mengeluarkan ledakan jika magnitudonya signifikan dengan hiposenter sangat dangkal. Dentuman yang timbul saat gempa bisanya hanya sekali saja saat terjadi deformasi utama, tidak berulang-ulang seperti dentuman Jumat hingga Sabtu pagi.

Hal itu terjadi di Bantul saat gempa besar tahun 2006. Gempa yang dapat mengeluarkan ledakan dipastikan tercatat sensor seismik. BMKG tidak mencatat gempa di sekitar Bogor Jumat sampai Sabtu kemarin.

Keempat, kemungkinan dari longsoran bawah tanah yang dipicu deformasi batuan akibat melampaui batas elastisitas batuan. Proses itu akan diikuti dengan pelepasan energi yang menghasilakn suara dentuman. Di Bogor BMKG menempatkan 2 sensor seismik broadband yang berada di Citeko (Cisarua) dan Dramaga. Namun keduanya tidak mencatat kegiatan seismik Jumat hingga Sabtu kemarin.

Saat ini Daryono masih berusaha memecahkan misteri itu dengan meminta pendapat masyarkat melalui akun media sosialnya.

2 KOMENTAR

  1. itu suara petir bang, soal ada cahaya dulu trus bunyi geledek sangat dahsyat, pas malem kan soal aku juga kaget, aku pikir “gede amat petirnya” kirain mo ujan taunya kaga

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sambut Hari HAM Ius Humanum Gelar Talk Show soal “Perlindungan Terhadap Pekerja Non Konvensional : Pekerja Rumah Tangga”

Mata Indonesia, Yogyakarta - Dalam rangka menyambut peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) yang jatuh pada 10 Desember 2024, kali ini Ius Humanum menyelenggarakan Talkshow dan Diskusi Film dengan Tema, "Perlindungan terhadap Pekerja Non-Konvensional : Pekerja Rumah Tangga" yang bertempat di Pusat Pastoral Mahasiswa Daerah Istimewa Yogyakarta (PPM DIY).
- Advertisement -

Baca berita yang ini