Soal 191 Pohon Monas, Politisi Demokrat Sebut Pemprov DKI Bohongi Publik

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Politisi Demokrat Ferdinand Hutahaean langsung menuding Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI rela membohongi publik soal 191 pohon dari Kawasan Monas.

Melalui akun twitternya, Ferdinand menilai pernyataan Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Provinsi DKI Jakarta, Heru Hermawanto yang membantah batang kayu pohon-pohon tersebut dipindahkan telah membuktikan kebohongan publik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang dipimpin Anies Baswedan.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Saefulloh menyatakan pohon-pohon yang ditebang tersebut dipindah ke tempat lain.

Sedangkan, Heru Hermawanto dengan entengnya menyatakan bahwa pohon-pohon yang sudah ditebang itu biasanya disimpan atau dimanfaatkan untuk membuat bangku dan furnitur.

“Hanya utk balapan tidak jelas mamfaatnya untuk rakyat, Dia rela bohongi publik. Deretan kebohongan itu : Pohon dikarantina utk disehatkan, Pohon sdh dipindah dan ditanam serta Rekomendasi TACB sdh keluar,” ujar Ferdinand melalui akunt twitternya, Jumat 14 Februari 2020.

Pepohonan yang ditebang itu memang memiliki kualitas tinggi. Pasalnya diketahui beberapa di antaranya berjenis mahoni, jati dan trembesi.

Namun, pohon-pohon itu tidak ditanam lagi ketika lokasi revitalisasi Monas batal dibuka. Pemerintah Provinsi DKI justru membeli pohon pulai senilai Rp 8,5 juta per batangnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini