MINEWS, INTERNASIONAL – Situasi antara Filipina dan Kanada kian memanas. Baru-baru ini, Presiden Filipina Rodrigo Duterte bahkan sudah menyatakan ancaman perang terhadap Kanada.
Murka Duterte itu dipicu masalah sampah yang menumpuk di Manila, yang setelah ditelusuri berasal dari beberapa perusahaan-perusahaan di Kanada. Sampai kini, Kanada enggan menyatakan secara pasti akan bertanggung jawab atas masalah tersebut.
“Kami akan deklarasikan perang melawan mereka. Kita bisa menanganinya. Saya beri peringatan ke Kanada, mungkin pekan depan, jadi sebaiknya mereka segera menarik sampah itu keluar,” kata Duterte, Kamis 25 April 2019, seperti dikutip dari CNN.
Dalam laporan terbaru disebutkan, total sampah yang telah terakumulasi mencapai 2.450 ton yang dimuat dalam 103 kontainer besar yang dikirim dari Kanada ke Filipina pada 2013 sampai 2014 lalu.
Awalnya, ratusan kontainer sampah itu akan didaur ulang. Namun, belakangan pengawas di Filipina justru menemukan fakta berbeda, sampah-sampah yang dikirim Kanada itu adalah jenis yang tak dapat didaur ulang.
Sampah dinyatakan ilegal oleh otoritas Filipina, karena perusahaan swasta Kanada yang bertanggung jawab atas pengiriman tersebut tidak memiliki izin impor.
Filipina termasuk negara yang juga gencar melaksanakan kampanye isu limbah global, yang menjadi masalah rumit dari tahun ke tahun. Apalagi, negara-negara maju terus mengirimkan sampah untuk daur ulang ke luar negeri, namun tak berjalan efektif dan menjadi penumpukan baru.
“Saya tidak tahu kenapa Kanada menjadikan kami tempat pembuangan sampah,” ujar Duterte.