Siksaan yang Dilakukan Israel buat Tahanan Palestina Hilang Ingatan

Baca Juga

MATA INDONESIA, RAMALLAH – Najib Rajoub, pria asal Palestina yang ditahan di penjara Israel tampaknya mengalami rentetan penyiksaan yang kejam sehingga membuatnya kehilangan ingatan. Bahkan pembebasannya pun sangat memalukan.

Setelah dibebaskan dari penjara Negev di selatan Israel, Rajoub yang berusia 40 tahun itu dilemparkan oleh otoritas penjara Israel di dekat persimpangan Sabaa di Tepi Barat selatan.

Rajoub kemudian dilarikan ke rumah sakit Hebron oleh ambulans Palestina ketika foto-fotonya yang terbaring tak berdaya di tanah menjadi viral di media sosial.

Berbicara kepada Anadolu Agency di rumahnya di desa Al-Koum sebelah barat Hebron, Rajoub berusaha mengingat kondisi kejam yang dialaminya pada hari-hari terakhir selama delapan bulan masa penahanan administratifnya.

Rajoub mengatakan dia dimasukkan ke dalam sel isolasi pada 5-9 Desember dan dibiarkan tanpa makanan atau minuman sampai hari pembebasannya.

“Saya diseret dari antara para tahanan, dibawa ke sel isolasi dan kaki saya dirantai,” ungkap Rajoub, menambahkan bahwa belenggunya digantung di tempat tidur kecil di dekatnya.

Apalagi, jelasnya, tangannya diikat ke belakang yang membuatnya menangis kesakitan. “Mereka bahkan tidak memberi saya air minum. Saya dibiarkan dalam situasi seperti itu selama lima hari,” katanya.

Ia kemudian mengisahkan bahwa para sipir sering menginjak borgol kakinya, yang menyebabkan bekas luka masih terlihat jelas di tangan dan kakinya.

Kebijakan penahanan administratif memungkinkan pihak berwenang Israel untuk menahan warga Palestina hingga enam bulan tanpa tuduhan atau pengadilan.

Sementara itu, di sel isolasi, sipir Israel berbohong kepadanya bahwa anak-anaknya meninggal dalam kecelakaan mobil, yang memperburuk penderitaannya.

Rajoub juga mengatakan bahwa ia tidak diberi perawatan medis sama sekali dan tidak bisa minum obat setiap hari meskipun dia menunjukkan laporan medisnya kepada otoritas penjara.

Setelah lima hari dalam kondisi tersiksa di sel isolasinya, Rajoub mengatakan dia menderita gangguan saraf sebagaimana terlihat dalam video yang beredar di media sosial hingga dia tidak mengenali anak-anaknya, ibu, anggota keluarga lainnya, dan teman-temannya.

Nasib Rajoub menimbulkan kekhawatiran tentang perlakuan terhadap warga Palestina di penjara-penjara Israel.

Rajoub yang akhirnya kini menghirup udara segar itu mengimbau para pejabat Palestina dan dunia internasional untuk campur tangan demi menyelamatkan para tahanan dan membawa kasus mereka ke Pengadilan Kriminal Internasional sebelum terlambat.

Sang ibu, Sarah Rajoub, khawatir putranya tidak akan pulih sepenuhnya. “Keinginan saya adalah melihatnya mendapatkan kembali kesehatan dan ingatannya dan mengenal anak-anaknya,” ucap ibunya kepada Anadolu Agency.

“Israel sedang mencoba untuk mematahkan keinginan rakyat Palestina dan ketabahan para tahanan,” kata seorang anggota Komite Sentral gerakan Fatah, Sabri Saidam mengomentari kasus Najib Rajaoub.

Ia juga mencatat bahwa kepemimpinan Palestina terus menyerukan tekanan internasional pada Israel untuk mengakhiri kebijakan penahanan administratif. Setidaknya ada 4.500 tahanan Palestina di penjara Israel, termasuk 520 tahanan administratif, menurut lembaga yang peduli dengan urusan tahanan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini