Shin Tae-yong Panggil 34 Pemain untuk Kualifikasi Piala Dunia 2022

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong memanggil 34 pemain untuk melakoni laga Kualifikasi Piala Dunia 2022. Ada empat pemain debutan dalam tim.

Timnas Indonesia akan memulai pemusatan latihan (TC) pada 1 Mei 2021 mendatang. TC ini sebagai persiapan menghadapi tiga pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022 grup G di Uni Emirat Arab (UEA).

AFC sebelumnya telah memilih UEA sebagai lokasi sentralisasi lanjutan Kualifikasi Piala Dunia untuk Grup G. Tim besutan Shin Tae-yong akan melawan Thailand pada 3 Juni, lalu Vietnam 7 Juni, dan terakhir UEA pada 11 Juni.

“Sebanyak 34 pemain timnas Indonesia yang dipanggil pada TC ini merupakan pilihan dari pelatih Shin Tae-yong. Mereka akan berlatih di Jakarta dari tanggal 1 hingga 10 Mei mendatang sebelum bertolak ke UEA,” ujar ketua umum PSSI, Mochamad Iriawan, di laman resmi PSSI.

“Kami berharap dengan persiapan yang baik, timnas Indonesia dapat meraih hasil maksimal pada tiga laga melawan Thailand, Vietnam, dan UEA. PSSI terus mendukung program pelatih pelatih Shin Tae-yong demi raihan prestasi timnas Indonesia,” katanya.

Pemain yang dipanggil Shin Tae-yong didominasi pemain muda proyeksi SEA Games 2021 mendatang seperti Asnawi Mangkualam, Witan Sulaeman, Egy Maulana, M Riyandi dan lain-lain. Selain itu, ada beberapa nama pemain senior juga ada seperti Evan Dimas, Yanto Basna, Ryuji Utomo, Dendi Sulistyawan, Adam Alis.

Ada juga pemain debutan alias baru pertama kali dipanggil Shin Tae-yong ke timnas Indonesia senior, seperti Marc Klok, Altalariq Ballah, Saddam Emiruddin, Irfan Jauhari.

Daftar 34 pemain timnas Indonesia yang dipanggil Shin Tae-yong untuk Kualifikasi Piala Dunia 2022

1. Nadeo Argawinata, Bali United
2. M Riyandi, Barito Putera
3. Aqil Savik, Persib
4. Andy Setyo, Tira Persikabo
5. Arif Satria, Persebaya
6. Rachmat Irianto, Persebaya
7. Ryuji Utomo, Penang FC
8. Yanto Basna, PT Prachuap
9. Elkan Baggot, Kings Lynn Town
10. Nurhidayat, PSM
11. Firza Andika, Tira Persikabo
12. Salman Alfarid, Persija
13. Pratama Arhan, PSIS
14. Rifad Marasabessy, Tira Persikabo
15. Asnawi Mangkualam, Ansan Greeners
16. Koko Ari, Persebaya
17. Evan Dimas, Bhayangkara FC
18. Kadek Agung, Bali United
19. Syahrian Abimanyu, Newcastle Jets
20. Marc Klok, Persija
21. Genta Alfaredo, Semen Padang
22. Witan Sulaeman, FC Radnik Surdulica
23. Adam Alis, Bhayangkara FC
24. Egy Maulana, Lechia Gdansk
25. Yakob Sayuri, PSM
26. Irfan Jauhari, Persis
27. Osvaldo Haay, Persija
28. Kushedya Yudo, Arema FC
29. Altalariq Ballah, Persita
30. Dendi Sulistyawan, Bhayangkara FC
31. Saddam Emiruddin, PS Sleman
32. Septian Satria, Persik Kediri
33. Braif Fatari, Persija
34. M Rafli, Arema FC

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Waspada Hoaks OPM, TNI : Rumah Bupati Puncak yang Dibakar Bukan PosMiliter

Oleh: Loa Murib Kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menunjukkan pola lama merekadalam menutupi aksi brutal yang dilakukan terhadap masyarakat sipil. Dalam upayamembenarkan tindak kekerasan, OPM menyebarkan disinformasi bahwa rumah milik BupatiPuncak dan kantor Distrik Omukia yang mereka bakar di Papua Tengah merupakan pos militeryang digunakan oleh TNI. Tuduhan tersebut segera dibantah secara resmi oleh pihak militer danterbukti tidak memiliki dasar fakta. TNI melalui Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Infanteri CandraKurniawan, memberikan klarifikasi bahwa bangunan yang dibakar oleh OPM tidak difungsikansebagai markas militer. Tindakan pembakaran itu murni merupakan aksi kriminal yang disengajauntuk menciptakan ketakutan, mengganggu ketertiban umum, dan mencoreng wibawa negara di mata masyarakat Papua. Bantahan ini menjadi penegasan bahwa OPM kembali menggunakanstrategi disinformasi untuk mengaburkan realitas dan membangun opini publik yang menyesatkan. Disinformasi semacam ini memperjelas bahwa OPM tidak hanya mengandalkan kekerasanbersenjata, tetapi juga propaganda informasi sebagai instrumen perlawanan mereka. Merekamenciptakan narasi seolah-olah aparat keamanan adalah pihak yang menyebabkan keresahan, padahal masyarakat sipil justru menjadi korban utama dari aksi teror yang dilakukan olehkelompok tersebut. Manipulasi informasi yang dilakukan OPM jelas bertujuan untuk merusakkepercayaan publik terhadap negara dan aparat keamanan. Kejadian yang menimpa Kabupaten Yahukimo menjadi contoh konkret betapa kejamnya aksiOPM. Dalam serangan yang dilakukan belum lama ini, seorang pegawai honorer PemerintahKabupaten Yahukimo tewas akibat kekerasan yang mereka lakukan. Insiden ini menunjukkanbahwa OPM telah melampaui batas kemanusiaan dan menjadikan nyawa warga sipil sebagai alattawar dalam narasi perjuangan mereka yang keliru. Merespons insiden tersebut, aparat gabungan dari Satgas Operasi Damai Cartenz bergerak cepatbegitu mendapat laporan dari jajaran Polres Yahukimo. Tim langsung turun ke lokasi kejadian, melakukan evakuasi korban ke RSUD Dekai, mengamankan tempat kejadian perkara, sertamengumpulkan bukti-bukti untuk mengungkap pelaku. Kecepatan ini menunjukkan bahwanegara tidak tinggal diam dalam menjamin perlindungan bagi rakyat, dan siap menghadapisegala bentuk teror yang mengancam stabilitas wilayah. Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, menegaskan bahwaseluruh aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis akan ditindak secara tegas sesuaihukum. Penegakan hukum ini bukan hanya penting untuk memberikan keadilan bagi para korban, tetapi juga menjadi pernyataan tegas bahwa kekuatan bersenjata tidak akan dibiarkanmerusak keutuhan dan kedamaian di Papua. Kekejaman OPM, yang ditunjukkan melalui aksi pembakaran, pembunuhan, serta provokasiberulang, memperlihatkan bahwa kelompok ini bukanlah representasi perjuangan rakyat Papua. Sebaliknya, mereka adalah ancaman nyata yang menghalangi pembangunan dan menimbulkanketakutan di tengah masyarakat. Klaim mereka sebagai pembebas Papua tidak sejalan dengankenyataan bahwa mereka justru memperparah penderitaan rakyat melalui aksi-aksi brutal yang dilakukan. Kasatgas Humas Damai Cartenz, Kombes Pol Yusuf Sutejo, mengimbau masyarakat untuk tidakterprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi. Ia menegaskan bahwa perlindunganterhadap masyarakat sipil menjadi prioritas utama. Dalam situasi seperti ini, partisipasi aktif dariwarga untuk melaporkan aktivitas mencurigakan di lingkungannya menjadi elemen pentingdalam menjaga keamanan. Negara juga terus menunjukkan komitmennya untuk hadir tidak hanya melalui pendekatankeamanan, tetapi juga melalui pembangunan yang merata dan berkelanjutan. Berbagai program pembangunan infrastruktur, kesehatan, pendidikan, serta pemberdayaan ekonomi telahdigulirkan sebagai bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan rakyat Papua. Kehadiran negara di Papua bukanlah dalam bentuk represi, tetapi dalam wujud pelayanan danpemberdayaan. Narasi OPM yang menyebut Papua berada dalam penjajahan adalah bentuk manipulasi sejarah. Papua merupakan bagian sah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan hal itu telahditegaskan melalui proses hukum dan politik yang diakui secara nasional maupun internasional. Setiap upaya untuk memisahkan diri dari Indonesia, apalagi melalui kekerasan bersenjata danpropaganda menyesatkan, merupakan pelanggaran terhadap konstitusi yang harus ditindak tegas. Kesadaran masyarakat Papua akan pentingnya perdamaian kini semakin menguat. Kolaborasiantara tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat sipil dalam menjaga ketertiban dan menolakaksi kekerasan menjadi sinyal kuat bahwa Papua ingin maju bersama dalam bingkai NKRI. Kekuatan kolektif masyarakat ini menjadi benteng terdepan dalam menangkal pengaruh burukdari kelompok separatis. Mengecam tindakan keji OPM dan membongkar propaganda mereka bukan semata-matatanggung jawab aparat keamanan. Ini adalah kewajiban moral seluruh rakyat Indonesia dalammenjaga keutuhan bangsa dan memperjuangkan masa depan Papua yang aman dan sejahtera. Sudah terlalu banyak korban yang jatuh akibat disinformasi dan kekerasan yang dibungkusdengan dalih perjuangan. Penegakan hukum, pendekatan informasi yang jernih, serta pembangunan yang inklusif harusterus diperkuat untuk mengikis pengaruh kelompok separatis. Dengan semangat kebersamaandan kehadiran negara yang nyata,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini