MATA INDONESIA, MOSKOW – Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan bahwa serangan Ukraina terhadap depot bahan bakar Rusia yang terletak di Kota Belgorod dapat memengaruhi pembicaraan damai yang sedang berlangsung.
Peskov juga mengatakan bahwa Presiden Putin telah diberitahu mengenai insiden yang terjadi pada Jumat (1/4) waktu setempat tersebut. Dan sekali lagi, serangan yang diduga dilancarkan lewat dua helikopter militer itu dapat membahayakan negosiasi damai antara Moskow dan Kiev.
“Tentu saja ini tidak dapat dianggap sebagai menciptakan kondisi yang nyaman untuk melanjutkan pembicaraan,” kata Peskov, seraya menambahkan bahwa segala sesuatu sedang dilakukan untuk mencegah gangguan pasokan bahan bakar di kota, melansir abc,net.au, Sabtu, 2 April 2022.
Rekaman kamera keamanan depot, dari lokasi yang diverifikasi oleh Reuters, menunjukkan kilatan cahaya dari apa yang tampak seperti rudal yang ditembakkan dari ketinggian rendah di langit, diikuti oleh ledakan di tanah.
Gubernur regional Vyacheslav Gladkov mengatakan kobaran api yang terjadi melukai dua pekerja dan memaksa evakuasi beberapa penduduk setempat. Api kemudian dapat dipadamkan, katanya.
Dalam sebuah posting di aplikasi perpesanan Telegram, Gladkov mengatakan ledakan kedua pada Jumat pagi merusak kabel listrik di dekat desa Nikolskoye tetapi tidak ada yang terluka dalam ledakan itu. Gambar yang dia posting menunjukkan sebuah kawah di sebuah lapangan.
Perusahaan minyak Rusia, Rosneft – pemilik depot bahan bakar, mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah bahwa tidak ada yang terluka dalam kebakaran itu. Sebagai informasi bahwa Belgorod adalah salah satu pusat logistik utama Rusia untuk perang.
Sebuah gudang amunisi di dekat Belgorod terbakar pada Rabu, menyebabkan serangkaian ledakan. Pada saat itu, Gladkov mengatakan pihak berwenang sedang menunggu kementerian pertahanan Rusia untuk menetapkan penyebabnya.
Membalas pernyataan Rusia, Sekretaris Dewan Keamanan Oleksiy Danilov di televisi nasional Ukraina mengatakan bahwa hal tersebut tidaklah sepadan dengan yang dialami negaranya.
“Dia mengatakan itu tidak membantu pembicaraan, tetapi apakah itu membantu pembicaraan ketika mereka membunuh anak-anak kami, wanita kami – kebiadaban yang mereka lakukan di tanah kita? Orang-orang ini agak sakit,” katanya.