MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan unit tentaranya diserang oleh kelompok bersenjata ilegal Armenia di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh. Serangan tersebut menewaskan satu prajurit Azerbaijan dan melukai lainnya.
Kementerian tersebut mengungkapkan, serangan itu terjadi di wilayah Khojavend pada Minggu (27/12) sore waktu setempat. Akan tetapi berhasil digagalkan dan menyebabkan enam penyerang Armenia tewas.
“Akibat serangan tersebut, seorang prajurit dari tentara Azerbaijan … tewas,” kata Kementerian Pertahanan Azerbaijan, menambahkakn bahwa seorang prajurit lainnya terluka tetapi dalam kondisi stabil, melansir Al Jazeera, Senin, 28 Desember 2020.
Kementerian pertahanan berjanji mengambil tindakan tegas, jika pasukan Armenia kembali melakukan serangan. Namun, Kementerian Pertahanan Armenia membantah laporan media tentang pertempuran di wilayah tetangga Hadrut dan mengatakan pasukan etnis Armenia di Nagorno-Karabakh mengamati dengan ketat gencatan senjata.
Nagorno-Karabakh terletak di wilayah Azerbaijan, tetapi berada di bawah kendali pasukan etnis Armenia yang didukung oleh Armenia sejak perang yang menyebabkan gencatan senjata tahun 1994. Perang itu membuat Nagorno-Karabakh sendiri dan wilayah sekitarnya yang substansial berada di tangan Yerevan.
Pertempuran sengit meletus pada akhir September dalam eskalasi terbesar dari konflik puluhan tahun antara Armenia dan Azerbaijan, menewaskan lebih dari 5.600 orang di kedua sisi. Puluhan warga sipil dari kedua sisi tewas, serta ratusan tentara.
Kesepakatan perdamaian yang ditengahi Rusia, membuat Azerbaijan merebut kembali sebagian besar wilayahnya dan mengakhiri pertempuran sengit selama enam pekan pada 10 November.
Pada 12 Desember, Armenia dan Azerbaijan melaporkan bentrokan baru di selatan Nagorno-Karabakh, yang menuduh satu sama lain melanggar gencatan senjata. Penjaga perdamaian Rusia yang dikerahkan untuk memantau kesepakatan damai juga melaporkan pelanggaran.
Pasukan penjaga perdamaian Rusia yang terdiri dari sekitar 2 ribu tentara melaporkan awal bulan ini bahwa seorang tentara Rusia tewas dalam operasi pembersihan ranjau, tetapi mengatakan kesepakatan damai sebagian besar bertahan.