Seperti Kepingan Emas, Ternyata Ini Detail Permukaan Matahari yang Tertangkap Teleskop

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Foto terbaru dari National Science Foundation berhasil mengungkap permukaan matahari yang diklaim paling detail dengan menggunakan Teleskop Surya Daniel K. Inouye (DKIST) yang berada di Haleakala, Hawaii.

Foto itu memberi pandangan baru dan membawa lebih dekat kepada pemecahan misteri lama terkait matahari.

Melansir Technology Review, gambar yang diambil oleh DKIST menunjukkan permukaan matahari terbagi menjadi sel-sel sebesar Kota Texas yang terpisah, seperti bagian yang retak di tanah gurun.

Di dalam gambar itu juga terlihat plasma mengalir naik dari permukaan ke udara sebelum tenggelam kembali ke jalur yang lebih gelap. Gambar permukaan matahari diambil DKIST pada 10 Desember 2019. Sedangkan pengamatan formal pertama dilakukan pada Juli 2019.

“Kami sekarang telah melihat detil terkecil pada objek terbesar di tata surya kita (matahari),” kata Direktur DKIST Thomas Rimmele.

Gambar permukaan matahari diambil DKIST pada 10 Desember 2019. Sedangkan pengamatan formal pertama dilakukan pada Juli 2019.

DKIST menggunakan cermin yang dapat dideformasi untuk mengimbangi distorsi yang disebabkan oleh atmosfer Bumi. Tim DKIST juga membangun kolam renang es dan 7,5 mil pendingin pipa karena menatap matahari membuat teleskop cukup panas dan melelehkan logam.

Alasan mengapa perlu melihat lebih dekat ke matahari karena ketika atmosfir matahari melepaskan energi magnetnya menghasilkan fenomena ledakan seperti suar matahari yang melemparkan partikel berenergi ultra ke segala arah, termasuk ke Bumi.

Cuaca antariksa akibat fenomena di matahari ini dapat menimbulkan kerusakan pada berbagai hal, seperti GPS dan jaringan listrik. Mempelajari lebih banyak aktivitas matahari juga bisa memberi lebih banyak perhatian terhadap cuaca berbahaya akan terjadi.

Melansir Forbes, DKIST adalah teleskop pengamatan matahari terbesar di dunia yang dibangun oleh NSF’s National Solar Observatory dan dikelola oleh Association of Universities for Research in Astronomy (AURA).

DKIST berada di puncak gunung berapi Haleakala setinggi 10.000 kaki di Pulau Maui, Hawai. Nama teleskop berasal dari nama seorang senator AS dari Hawaii yang pejuang ilmu, teknologi, teknik, dan matematika Daniel K. Inouye.

Presiden AURA Matt Mountain berambisi DKIST dapat memprakirakan cuaca luar angkasa lebih akurat.

“Di Bumi, kita dapat memperkirakan apakah hujan akan turun dengan cukup cepat di mana saja di dunia dengan sangat akurat. Sedangkan cuaca ruang angkasa belum ada,” katanya.

 

 

2 KOMENTAR

    • kamu pasti kadal gurun, emng apa buktimu ngomng itu hoax, kamu mending mati aja bawa granat biar cepat ketemu 72 bidadari yg lagi telabjang ria di surga yg kmu khayalkan itu wkwkwk

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Semua Pihak Perlu Bersinergi Wujudkan Pilkada Damai

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Pilkada tidak hanya sekadar agenda politik,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini