Selidiki Virus Corona, Tim WHO: Ada Tekanan Politik

Baca Juga

MATA INDONESIA, JENEWA – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan Cina merahasiakan data-data terkait asal usul epidemic virus corona kepada para para penyelidik.

Amerika Serikat, Uni Eropa, dan sejumlah negara Barat menyerukan Beijing untuk memberikan akses penuh kepada para ahli independen terkait data virus corona yang merebak pada akhir 2019.

Pada laporan akhir yang ditulis dengan para ilmuwan Cina, tim penyelidik yang dipimpin oleh WHO menghabiskan waktu empat pekan di dan sekitar kota Wuhan pada Januari dan Februari.

Kedua pihak mengambil kesimpulan bahwa virus tersebut kemungkinan telah ditularkan dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain. Sementara isu kebocoran laboratorium adalah sangat tidak mungkin sebagai penyebabnya.

Salah satu penyelidik tim WHO mengatakan bahwa Cina menolak memberikan data mentah mengenai kasus awal virus corona kepada WHO, yang berpotensi mempersulit upaya untuk memahami bagaimana pandemi global dapat terjadi.

“Dalam diskusi saya dengan tim, mereka kesulitan dalam mengakses data mentah. Saya berharap studi kolaboratif di masa mendatang mencakup berbagi data yang lebih tepat waktu dan komprehensif,” ungkap Tedros, melansir Reuters, Rabu, 31 Maret 2021.

Meskipun tim menyimpulkan, kebocoran dari laboratorium Wuhan adalah hipotesis yang kecil kemungkinannya menyebabkan virus corona, Tedros mengatakan masalah tersebut memerlukan penyelidikan lebih lanjut dengan lebih banyak misi ke Cina.

“Saya tidak percaya bahwa penilaian ini cukup ekstensif. Data dan studi lebih lanjut akan dibutuhkan untuk mencapai kesimpulan yang lebih kuat,” ucap Tedros.

Pemimpin tim WHO, Peter Ben Embarek, mengatakan bahwa sangat mungkin virus corona telah beredar pada November atau Oktober 2019 di sekitar Wuhan, dan berpotensi menyebar ke luar negeri lebih awal dari yang didokumentasikan sejauh ini.

“Kami mendapat akses ke cukup banyak data di banyak area berbeda, tetapi tentu saja ada area di mana kami mengalami kesulitan untuk mendapatkan data mentah dan ada banyak alasan bagus untuk itu,” kata Embarek.

Embarek juga mengungkapkan bahwa tim telah merasakan tekanan politik, termasuk dari luar Negeri Tirai Bambu, tetapi dia tidak pernah ditekan untuk menghapus apa pun dari laporan akhirnya terkait virus corona.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini