MINEWS.ID, LUMAJANG – Selain Bromo, gunung tertinggi di Jawa Timur Semeru juga menunjukkan aktivitas kegempaan dan embusan. Kondisi itu terjadi pada 19 Juli 2019 sekitar pukul 00.00 WIB.
Gunung dengan ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut itu tercatat mengalami kegempaan letusan sebanyak 19 kali. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur menyebutkan kegempaan embusan juga terjadi 18 kali dengan amplitudo 2-9 mm dengan durasi waktu 30-105 detik.
“Aktivitas Gunung Semeru pada level II atau waspada, sehingga rekomendasinya masyarakat diminta mewaspadai gugurnya kubah lava di kawah Gunung Semeru yang dikenal dengan kawah Jongring Seloko,” kata Pelaksana Tugas Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo di Lumajang, Sabtu 20 Juli 2019.
PVMBG juga mengimbau para pendaki dan masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius satu kilometer dan wilayah sejauh empat kilometer di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru (Jongring Seloko) sebagai alur luncuran awan panas.
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) membuka pendakian di Gunung Semeru mulai 12 Mei 2019, setelah sebelumnya pada 3 Januari 2019 dilakukan penutupan untuk memulihkan dan merevitalisasi ekosistem sepanjang jalur pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
Para pendaki dilarang melakukan pendakian hingga puncak Semeru (Mahameru) karena pihak Balai Besar TNBTS membatasi pendakian hingga Pos Kalimati sesuai dengan rekomendasi PVMBG seiring dengan status gunung tersebut pada tingkat waspada atau level II.