MATA INDONESIA, JAKARTA-Indonesia masih memiliki peluang investasi yang sangat besar pada kegiatan hulu migas. Pasalnya, terdapat 128 basin yang sangat potensial untuk dieksplorasi. Hal itu dikatakan Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno.
Menurutnya, sebanyak 20 basin diantaranya sudah beroperasi, 19 sudah dibor dan ditemukan hidrokarbon, serta 68 basin masih belum dibor.
“Jadi parameter investasinya terutama actractive plant-nya masih oke, Inilah tantangan industri migas ke depan,” ujarnya.
Menurutnya, dengan banyaknya basin yang belum digarap memerlukan usaha sangat besar untuk mengkonversi sumber daya jadi cadangan.
“Ini sangat menantang sekali migas Indonesia dari barat ke timur dari offshore maupun onshore. Ada basin yang sudah dibor dan ditemukan hidrokarbon tapi belum dikomersialkan, ada undevelope discovery yang harus kita kerjakansamakan bersama investor dan pemerintah,” katanya.
Julius memprediksi industri migas akan terus tumbuh hingga 2030 -2050. Sehingga diharapkan kegiatan produksi dan pasokan juga mengalami kenaikan, meski diperkirakan gas mengalami produksi yang lebih tinggi sebagai alternatif energi transisi.
Sementara itu, Ali Nasir dari Indonesian Petroleum Association (IPA) menilai, tingginya harga minyak dunia saat ini membawa dampak positif bagi Indonesia karena akan menarik investasi di industri hulu migas.
“Namun ada tidak bagusnya juga kerena akan menimbulkan gap yang besar antara produksi dan konsumsi. Tercatat kita harus impor 700 ribu barel perhari untuk menutup kebutuhan energi tanah air yang tentunya akan menguras cadangan devisa kita,” ujar Ali Nasir.
Menurutnya, tantangan industri migas kedepan akan semakin besar karena kurang atraktifnya pemerintah, mulai beralihnya investasi migas ke industri terbarukan atau renewable energy dan semakin ketatnya perbankan dalam memberikan pinjaman untuk kegiatan industri hulu migas.
Lebih lanjut ia memaparkan, ada tiga kriteria dalam investasi dalam industri hulu migas diantaranya prospecivity, fiscal term dan legal stability.
“Prospecivity atau geologi adalah given dari tuhan, kita tidak bisa berbuat banyak, tapi kita bisa memaksimalkan fiscal term dan legal stability karena merupakan buatan manusia yaitu DPR dan pemerintah,” katanya.