MATA INDONESIA, JAKARTA – Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengingatkan agar semua pihak tidak terjebak dalam pusaran politik identitas. Terlebih, menjelang momentum Pemilu 2024 dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Hal ini tidak lepas dari potensi disintegrasi akibat penggunaan politik identitas.
“Kita di 2024 jangan lagi terjebak pada politik aliran, politik identitas. Itu politik membelah, tidak mencerdaskan, tidak mencerahkan,” kata Eddy, Jumat 28 Mei 2021.
Ia juga menegaskan bahwa politik aliran atau politik identitas masih terasa hingga sekarang. Hal ini tidak lepas dari momentum Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 dan Pilpres 2019.
“Sampai sekarang kita masih rasakan akibat dari politik identitas Pilkada DKI dan yang sangat marak saat Pilpres 2019. Ini sangat terasa sekali bahwa lukanya dalam,” kata Eddy.
Di tengah adanya potensi munculnya politik identitas, Eddy menilai bahwa hal tersebut ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap elite politik. Ia mengacu pada pada menyatunya Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dengan Presiden Joko Widodo dan Ma’ruf Amin pasca Pilpres 2019.
“Kita lihat, kalau elitenya itu gampang, elite cepat menyatu. Sedangkan elite di bawah ini yang kelihatannya kok sulit untuk kemudian membutuhkan waktu menyembuhkan luka,” kata Eddy.
Maka melihat hal ini, Eddy mengusulkan adanya politik gagasan atau politik ide yang seharusnya digunakan partai untuk mencapai tujuannya. Hal ini dinilai bisa menghilangkan adanya gesekan antar masyarakat.