Sedih Banget! Rashford Dipuja, Dihujat, Korban Rasisme

Baca Juga

MATA INDONESIA, MANCHESTERMarcus Rashford menjadi salah satu pemain Inggris yang dihujan dan menjadi korban rasisme. Padahal, dia sempat dipuja gegara aksinya membantu anak-anak miskin di tengah pandemi.

Bersama Bukayo Saka dan Jadon Sancho, Rashford menjadi korban rasisme di media sosial. Ketiganya adalah penendang yang gagal mencetak gol dalam adu penalti saat Inggris menghadapi Italia di final Piala Eropa 2020, Senin 12 Juli 2021 dini hari WIB di Stadion Wembley.

Harapan Inggris meraih gelar juara Piala Eropa sepanjang sejarah pun pupus. Italia menang 3-2 (1-1) dalam adu penalti. Usai laga, ketiga pemain berkulit hitam itu menjadi korban rasisme di media sosial.

Rashford, melalui media sosial, meminta maaf karena kegagalannya dalam mengeksekusi penalti lawan Italia. Dia juga heran kenapa bisa gagal.

“Kegagalan itu terus terngiang di kepala. Sejak saya menendang bola, tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan perasaan kecewa saya. Pertandingan final, 55 tahun, satu tendangan penalti, sejarah. Yang bisa saya katakan hanya maaf,” ujar Rashford, dikutip dari Sky Sports, Selas 13 Juli 2021.

Mural Rashfod di Withington, daerah pinggiran Manchester, menjadi sasaran vandalisme. Beruntung ada banyak juga warga Withington yang peduli dan memperbaiki mural tersebut dan menuliskan pesan dukungan untuk pemain Manchester United itu.

Rashford mengaku bangga dengan dukungan yang juga dia dapatkan terutama dari lingkungannya besar dulu di Withington.

“Saya Marcus Rashford, 23 tahun, seorang kulit hitam dari Withington dn Wythenshawe, Manchester Selatan. Jika saya tak punya apa-apa lagi, saya masih punya itu,” katanya.

“Untuk semua dukungan yang diberikan kepada saya, terima kasih. Saya akan kembali lebih kuat. Kita semua akan kemballi lebih kuat,” ungkapnya.

Beberapa waktu lalu, Rashford dipuji setinggi langit atas upayanya membantu menjamin anak-anak sekolah di Inggris bisa terus mendapatkan makanan secara gratis di tengah pandemi Covid-19.

Rashford mendapat gelar MBE atau Member The Most Excellent Order of the British Empire dalam rangka memperingati ulang tahun Ratu Inggris Raya.

Dia berhasil melobi pemerintah Inggris untuk terus memberikan kupon makanan gratis kepada anak-anak sekolah di tengah pandemi Covid-19 selama musim panas.

Selain itu, Rashford juga membentuk satuan kerja untuk tetap bisa memberikan makanan kepada anak-anak yang membutuhkan. Pemain berusia 22 tahun itu bekerja sama dengan beberapa supermarket besar di Inggris dan merek-merek makanan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Siap Amankan Natal dan Tahun Baru, GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota.

Mata Indonesia, Gunungkidul - Ketua PC Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kab. Gunungkidul, Gus H. Luthfi Kharis Mahfudz menyampaikan, dalam menjaga Toleransi antar umat beragama dan keamanan wilayah. GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota untuk Pengamanan Nataru di Berbagai Wilayah di Kab. Gunungkidul.
- Advertisement -

Baca berita yang ini