MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Suriah membuka tahun 2021 dengan ledakan bom. Sebuah bom meledak di dekat pangkalan militer Rusia di timur laut Suriah, pada Jumat (1/1) dalam serangan kelompok ektremis pertama di daerah tersebut terhadap sekutu Damaskus.
Kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan beberapa orang terluka dalam serangan di daerah Tal Saman di Provinsi Raqa. Akan tetapi, tak diberitahu secara pasti berapa jumlah korban yang terluka.
Sebuah pernyataan beredar di media sosial dan mengaitkan ledakan bom tersebut dengan kelompok ekstremis Hurras al-Deen yang memiliki keterkaitan dengan Al-Qaeda. Pihak Rusia sendiri hingga kini belum memberikan pernyataan terkait ledakan bom tersebut.
Observatorium mengatakan dua pria memarkir truk pickup bermuatan bahan peledak di luar pangkalan militer Rusia, dan tak lama keduanya melarikan diri. Namun, serangan ini bukanlah model atau gaya yang biasa dilakukan oleh kelompok Hurras al-Deen.
“Ini merupakan serangan langsung pertama terhadap pangkalan Rusia di timur laut Suriah,” kata kepala Observatorium, Rami Abdel Rahman, melansir English al Arabiya, Jumat, 1 Desember 2021.
Rusia ambil bagian dalam perang Suriah sejak 2015. Di mana Angkatan Udara Rusia mendukung pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad dalam beberapa kampanye militer mematikan melawan Idlib yang dihuni kelompok Hurras al-Deen.
Rusia telah berulang kali menuduh pemberontak di Idlib menyerang pangkalan udara Hmeimim di sebelah barat kubu oposisi dengan drone. Akan tetapi, serangan bom mobil jarang dilakukan kelompok pemberontak tersebut.
Perang Suriah telah menewaskan lebih dari 387 ribu jiwa dan membuat jutaan orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka sejak tahun 2011, dengan penindasan brutal terhadap mereka yang anti-pemerintah.