MINEWS.ID, JAKARTA – Sikap Rofik Asharuddin, pelaku bom bunuh diri pos pengamanan (Pospam) Operasi Ketupat Kartasura, berubah aneh sejak pindah ke Solo untuk bekerja. Dia juga pernah menghilang tahun lalu. Hal itu diungkapkan tetangga Rofik di Kampung Kranggan Kulon RT 01/RW 02, Desa Wirogunan, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.
“Anaknya sebenarnya pendiam, tetapi berubah aneh sejak kerja di Solo,” kata Sri Rohani (47) sang tetangga, Selasa 4 Juni 2019.
Menurut Sri, Rofik adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Muhtadi dan Sukinem. Di desanya dia diketahui bergaul dengan tetangga sekitarnya.
Namun sejak lulus Madrasah Aliyah, seperti dilansir antara, Rofik bekerja di Solo dan sikapnya berubah aneh hingga para tetangga mengetahui dia sebagai pelaku bom bunuh diri di pos polisi Kartasura.
Sementara Ketua RT 01/RW 02 Kranggan Kulon, Joko Suwarno menyatakan Rofik pernah dilaporkan hilang selama beberapa waktu tahun lalu hingga harus dicari keluarganya.
Namun, lanjut dia, Rofik pulang sendiri ke rumahnya di desa tersebut. Dari informasi warga, kata dia, Rofik diduga pergi bersama teman-temannya selama menghilang dari rumah.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengungkapkan Rofik merupakan ‘lone wolf’ atau bekerja sendirian untuk aksinya tersebut.
Hingga kini polisi sedang menyelidiki jaringan yang merekrut Rofik hingga mau berbuat nekat tersebut.
Rofik Asharudin saat ini sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Prof Awaludin Djamin atau RS Bhayangkara, Kota Semarang.