MATA INDONESIA, JAKARTA – Pelacakan kontak dekat dengan pasien Covid19 di Indonesia masih lemah karena jumlah pelacaknya masih sangat terbatas.
Hal itu diungkapkan Ketua Tim Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid19, Dewi Nur Aisyah, Rabu 10 Maret 2021.
“Tim pelacak Covid19 harus turun langsung ke lapangan dan mengerti apa yang harus digali sehingga mereka perlu pelatihan terlebih dahulu.” ujar Dewi.
Dewi mengungkapkan pada periode November 2020-Januari 2021 pelacakan kontak erat kasus positif Covid19 baru 77,8 persen.
Penjelasan fakta itu jika ada 100 orang yang positif Covid19 berarti baru 80 orang yang dilacak.
Selain itu, standar yang ditetapkan secara internasional untuk banyaknya orang yang harus dilacak rata-rata baru 3,5 orang.