Saling Tuding, AS Curiga Rusia Gunakan Senjata Kimia Selama Invasi ke Ukraina

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) membantah tuduhan Rusia yang menyebut bahwa Washington mengoperasikan laboratorium biowarfare di Ukraina. Paman Sam menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak masuk akal.

AS malah balik menuduh bahwa Moskow mungkin berusaha menggunakan senjata kimia atau biologi selama serangan yang sedang berlangsung di negara tetangganya, Ukraina.

Bantahan tersebut datang beberapa jam setelah Rusia memperbarui tuduhannya bahwa Washington bekerja sama dengan Kiev untuk mengembangkan senjata biologis di sekitar perbatasan Ukraina-Rusia.

Dalam serangkaian unggahannya di Twitter, Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki menyebut bahwa tuduhan Rusia tidak masuk akal. Ia mengatakan, justru Rusia-lah yang memiliki rekam jejak panjang dan terdokumentasi dengan baik dalam menggunakan senjata kimia.

“Ini termasuk usaha pembunuhan dan peracunan musuh politik Presiden Rusia Vladimir Putin seperti pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny,” kicau Jen Psaki dalam akun Twitter-nya, melansir Al Jazeera.

“Sekarang Rusia telah membuat klaim ini. Kita semua harus waspada terhadap kemungkinan Rusia menggunakan senjata kimia atau biologi di Ukraina, atau untuk membuat operasi bendera palsu menggunakan mereka,” sambungnya.

Juru bicara Presiden Volodymyr Zelenskyy menolak tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa Kiev dengan tegas menyangkal tuduhan semacam itu.

Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova meminta Washington untuk mengungkapkan informasi tentang apa yang disebutnya sebagai kegiatan ilegal di Ukraina.

Zakharova mengatakan Rusia memiliki dokumen yang menunjukkan kementerian kesehatan Ukraina telah memerintahkan penghancuran sampel wabah, kolera, antraks, dan patogen lainnya sebelum 24 Februari atau ketika pasukan Rusia pindah ke Ukraina.

“Dokumen yang digali oleh pasukan Rusia di Ukraina menunjukkan upaya darurat untuk menghapus bukti program biologis militer yang dibiayai oleh Pentagon,” katanya.

“Dapat disimpulkan bahwa komponen senjata biologis sedang dikembangkan di biolab Ukraina yang terletak di sekitar perbatasan kami. Pemusnahan darurat patogen berbahaya pada 24 Februari adalah langkah penting yang bertujuan untuk menyembunyikan fakta bahwa Ukraina dan AS telah melanggar Pasal 1 Konvensi Senjata Biologi dan Racun,” tuturnya.

Sementara itu Kementerian Luar Negeri Cina pada Selasa (8/3) mengungkapkan bahwa AS memiliki sebanyak 336 laboratorium di 30 negara di bawah kendalinya, termasuk 26 di Ukraina.

Bejing juga meminta AS untuk memberikan laporan lengkap tentang kegiatan militer biologisnya di dalam dan luar negeri dan tunduk pada verifikasi multilateral.

Ukraina sebelumnya mengatakan – seperti banyak negara lain, Kiev memiliki laboratorium kesehatan masyarakat yang meneliti bagaimana mengurangi ancaman penyakit berbahaya yang mempengaruhi hewan dan manusia.

Laboratorium tersebut telah menerima dukungan dari AS, Uni Eropa, dan Organisasi Kesehatan Dunia. Sementara Program Pengurangan Ancaman Biologis Pentagon juga telah bekerja dengan pemerintah Ukraina untuk memastikan keamanan patogen dan racun yang disimpan di laboratorium.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Survei Warga Jogja Hadapi Pilkada 2024: Politik Uang Banyak Ditolak Lebih Pilih Calon Bermisi Visi Jelas

Mata Indonesia, Yogyakarta - Muda Bicara ID kembali menyelenggarakan survei terkait Pilkada Kota Jogja 2024, kali ini dengan fokus pada politik uang dan faktor-faktor yang memengaruhi pilihan warga dalam memilih wali kota dan wakil wali kota.
- Advertisement -

Baca berita yang ini