Sadis! Pria Korut Ditembak Mati Gegara Jual Film dan Drama Korea

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nasib nahas menimpa seorang pria di Korea Utara. Ia harus terima nasib hukuman mati setelah kedapatan menjual film dan drama Korea Selatan secara ilegal.

Dilansir Mirror, Jumat 28 Mei 2021, pria dengan nama depan Lee itu ditembak mati di Wonsan, provinsi Gangwon, 40 hari setelah dia ditangkap. Ia dieksekusi di depan 500 orang termasuk keluarganya.

Lee merupakan seorang kepala insinyur di Komisi Manajemen Pertanian Wonsan. Ia ditangkap oleh putri dari pemimpin unit rakyat-nya saat diam-diam menjual CD dan USB dengan konten Korea Selatan.

Pria tersebut mengaku telah menjual film, musik hingga drama Korea Selatan. Kini, pihak berwenang tengah memburu siapa yang membeli konten tersebut dari Lee. Diyakini, konten tersebut dijual dengan harga antara lima dan 12 dolar atau setara 70 ribu sampai 171 ribu Rupiah.

Karena aksinya itu, Lee pun dieksekusi mati di depan sanak keluarganya. Mulai dari istri hingga anak-anaknya. Tak sampai disitu, keluarga Lee pun ikut diangkut dan ditahan oleh pihak kepolisian.

“Pejabat kementerian keamanan negara mengambil mereka dan memasukkannya ke dalam truk kargo dengan jendela berjeruji untuk diangkut ke kamp tahanan politik,” kata sumber tersebut.

Kini, pihak yang berwajib mencari siapa saja yang berhasil membeli film dan musik yang dijual Lee. Ada sekitar 20 orang lagi yang dituduh juga menjual musik dan film Korea Selatan dan mereka sedang dalam proses penuntutan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sambut Hari HAM Ius Humanum Gelar Talk Show soal “Perlindungan Terhadap Pekerja Non Konvensional : Pekerja Rumah Tangga”

Mata Indonesia, Yogyakarta - Dalam rangka menyambut peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) yang jatuh pada 10 Desember 2024, kali ini Ius Humanum menyelenggarakan Talkshow dan Diskusi Film dengan Tema, "Perlindungan terhadap Pekerja Non-Konvensional : Pekerja Rumah Tangga" yang bertempat di Pusat Pastoral Mahasiswa Daerah Istimewa Yogyakarta (PPM DIY).
- Advertisement -

Baca berita yang ini