Rusia Tuduh Ukraina Kembangkan Senjata Biologis yang Didukung AS

Baca Juga

MATA INDONESIA, KIEV – Rusia menuduh Amerika Serikat (AS) memanfaatkan Ukraina untuk melakukan penelitian senjata biologis ilegal mengenai penyakit mematikan, termasuk Black Death.

Moskow menuduh bahwa sebuah operasi dilakukan pada Fabruari untuk menghancurkan stok agen patogen yang sangat berbahaya dari wabah, antraks, tularemia (demam kelinci), kolera, dan penyakit mematikan lainnya. Program senjata biologis ini diduga dilakukan di dekat perbatasan Rusia.

Ini merupakan salah satu dari serangkaian tuduhan yang dilontarkan Rusia untuk membenarkan invasi ke Ukraina yang telah berlangsung sejak Kamis (24/2). Sejak perang meletus, sekitar 364 warga sipil Ukraina dilaporkan meninggal dunia dan 759 lainnya terluka, menurut data PBB.

Rusia telah meletakkan dasar untuk klaim semacam itu selama beberapa waktu, menurut majalah Foreign Policy. Pada Januari, akun Telegram berbahasa Rusia memperingatkan bahwa jaringan lengkap laboratorium biologi telah dikerahkan dengan hibah AS untuk mempelajari virus mematikan yang sudah membuat orang sakit di Kazakhstan.

Pada Mei 2020, surat kabar Rusia Izvestia membuat klaim serupa. Seorang penasihat dekat Presiden Putin menuduh AS tahun lalu mengembangkan semakin banyak laboratorium biologi, terutama di perbatasan Rusia dan Cina.

Penelitian senjata biologis adalah bendera palsu terbaru yang diatur oleh Rusia sejak mengumumkan operasi militer khusus terhadap Ukraina dengan alasan untuk demiliterisasi dan de-Nazifikasi bekas negara Uni Soviet tersebut.

Rusia juga menuduh dinas rahasia Ukraina dan batalyon Azov – unit Garda Nasional Ukraina yang dikenal dengan simpati neo-Nazi – berencana untuk meledakkan reaktor di Pusat Penelitian Nasional Institut Fisika dan Teknologi Kharkiv, kemudian menyalahkan Moskow atas tindakan kontaminasi nuklir.

“Jelas bahwa dengan peluncuran operasi militer khusus, Pentagon sangat khawatir tentang pengungkapan eksperimen biologis rahasia di Ukraina,” kata juru bicara militer Rusia Igor Konashenkov, melansir Daily Mail, Selasa, 8 Maret 2022.

Ia mengklaim Moskow telah memperoleh dokumen yang mengkonfirmasi bahwa bio-laboratorium Ukraina di sekitar wilayah Rusia terlibat dalam pengembangan komponen senjata biologis.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Waspada Ancaman Radikalisme Jelang Pilkada Papua 2024

Jayapura – Masyarakat untuk tetap berhati-hati terhadap potensi munculnya ancaman radikalisme, terorisme serta tindakan intoleransi jelang Pilkada Serentak 2024. Menjelang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini