Rusia Kehabisan Amunisi, Invasi di Ukraina Segera Berakhir?

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON – Rusia dilaporkan kehabisan amunisi berpemandu presisi dan kemungkinan besar akan mengandalkan apa yang disebut bom bodoh dan artileri. Pernyataan ini dilontarkan seorang pejabat senior Pentagon.

Wakil Menteri Pertahanan untuk Kebijakan Amerika Serikat (AS) Colin Kahl berspekulasi bahwa ia tidak percaya Presiden Rusia, Vladimir Putin akan mendorong Moskow ke dalam konflik habis-habisan dengan NATO.

“Saya mengira dengan tingkat kepastian tinggi, Rusia akan muncul dari (konflik) Ukraina lebih lemah dibangingkan saat memasuki konflik. Lebih lemah secara militer, lebih lemah secara ekonomi, lebih lemah secara politik dan geopolitik, dan lebih terisolasi,” tutur Colin Kahl, melansir Reuters, Jumat, 25 Maret 2022.

Tekanan internasional terhadap Presiden Putin kian meningkat setelah ia menginstruksikan invasi ke Ukraina yang merupakan agresi terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Uni Eropa, Amerika Serikat (AS), Inggris, dan masih banyak negara lain balas menyerang Rusia dengan berbagai sanksi ekonomi. Dan dampak sistemik dari sanksi tersebut sempat menyebabkan mata uang Rubel anjlok.

Presiden AS, Joe Biden bahkan menyebut paket sanksi ekonomi yang dijatuhkan kepada Rusia menjadi yang paling signifikan sepanjang sejarah. Ia juga mengklaim bahwa sanksi itu telah menyebabkan kerusakan konsekuensial pada ekonomi Rusia.

Rusia pun menjadi semakin terisolasi. Perlawanan sengit Ukraina atas agresi tersebut menghalangi Presiden Putin untuk meraih kemenangan awal, meski terjadi berbagai serangan massif dan bahkan mengerahkan konvoi militer besar-besaran di luar Ibu Kota Kiev.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini