MATA INDONESIA, JAKARTA – Laju rupiah terhadap dolar AS tergerus oleh kecemasan pelaku pasar soal pemulihan ekonomi dunia. Mengutip data Bloomberg, rupiah pada Senin 22 Juni 2020 ditutup melemah 0,35 persen ke level Rp 14.149 per dolar AS.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, pelaku pasar menjadi cemas usai Bank Dunia, IMF maupun OECD mengumumkan perkembangan pertumbuhan ekonomi di tahun 2020. Ketiga lembaga ini melakukan revisi atas pertumbuhan ekonomi global yang berkontraksi sebagai imbas dari perkembangan pandemi corona yang terus merebak saat ini.
“Pasar juga mencemaskan risiko gelombang kedua corona yang diperkirakan dapat memperburuk pertumbuhan ekonomi dunia,” ujarnya Senin sore.
Sementara dari dalam negeri, Ibrahim menilai laju rupiah saat ini sudah sesuai dengan fundamental ekonomi Indonesia saat ini. Selain itu, dampak virus corona terhadap ekonomi Indonesia tidak separah negara-negara lainnya terutama di kawasan Asia Tenggara.
Ibrahim pun mengungkapkan bahwa kalau seandainya minggu kemarin, Bank Indonesia (BI) menurukan suku bunga acuan dibarengi dengan penurunan suku bunga kredit, maka kemungkinan pasar akan merespon positif.
“Namun apa yang sudah dilakukan BI harus diapresiasi positif. Kondisi eksternal sangat menentukan arah mata uang garuda Kedepan, sehingga wajar kalau arus modal kembali mengalir ke luar pasar,” katanya.