MATA INDONESIA, JAKARTA-Rupiah saat ini menjadi salah satu mata uang terbaik di Asia. Hal itu dikatakan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo.
“Jauh di bawah kita ada Thailand, Malaysia, hingga Singapura yang memiliki depresiasi nilai tukarnya hingga belasan persen, sedangkan kita hanya di kisaran 1,3 persen sampai 1,6 persen,” kata Dody di Jakarta, Senin 6 Desember 2021.
Dirinya berharap perubahan nilai tukar Rupiah yang signifikan tidak terjadi dan bank sentral bisa terus menjaga stabilisasi mata uang Garuda.
Selama ini, Indonesia bisa menunjukkan kepada pasar bahwa seluruh pihak bisa menstabilkan nilai tukar Rupiah.
“Jangan dilihat dari levelnya dulu di Rp13.000 sekarang di Rp14.000, tetapi tolong lihat volatilitas dan dari sisi pergerakan nilai tukar Rupiah,” kata Dody.
Maka dari itu, stabilnya nilai tukar Rupiah saat ini bisa menahan inflasi domestik tak melonjak terlalu tinggi seperti di negara-negara lain.
Selain itu, pasokan barang di Tanah Air juga mampu menutupi permintaan yang meningkat setelah pandemi mereda akibat membaiknya mobilitas dan kegiatan ekonomi, sehingga inflasi bisa terjaga.
Dody pun berpendapat inflasi turut bisa terjaga karena produsen di dalam negeri mampu menahan lonjakan harga komoditas domestik, sehingga tidak terefleksikan kepada harga konsumen.