Rupiah Ditutup Stagnan Imbas Kenaikan Pandemi Covid-19 Secara Global

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar AS ditutup stagnan di akhir perdagangan Rabu, 18 Agustus 2021. Mengutip Bloomberg, Rupiah berada di posisi Rp 14.372 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pergerakan mata uang garuda dibayangi oleh sentimen eksternal dan internal. Meski ditutup stagnan, rupiah sempat menguat sebelumnya.

“Dari sisi eksternal, rupiah memanfaatkan pelemahan dolar AS. Lesunya dolar AS terhadap mata uang lainnya, dipicu oleh kekhawatiran pertumbuhan global karena kenaikan kasus covid-19 varian delta,” kata Ibra dalam rilisnya yang diterima Mata Indonesia News, Rabu sore.

Selain itu, laju rupiah turut dibayangi oleh penjualan ritel AS turun 1,1 persen pada Juli, jauh lebih dalam dari perkiraan ekonom yakni minus 0,3 persen.

“Ini menambah angka pertumbuhan yang mengecewakan dari Cina di awal minggu, sehingga menyebabkan para pedagang mempertanyakan profil pertumbuhan global karena banyak negara berjuang untuk menangani wabah covid-19 terbaru,” ujarnya.

Dari dalam negeri, pergerakan rupiah ditopang oleh capaian surplus neraca perdagangan Juli 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan mengalami surplus sebesar 2,59 miliar dolar AS. Realisasi itu lebih tinggi dibandingkan surplus Juni 2021 sebesar 1,32 miliar dolar AS, tetapi masih lebih rendah dari surplus neraca dagang Juli 2020 yakni 3,26 miliar dolar AS.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini