Rupiah Diramalkan Melemah Terbatas pada Kamis, Ini Sebabnya

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat (AS) diramalkan akan kembali ditutup melemah terbatas pada perdagangan Kamis 12 September 2019.

Direktur Utama Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa hari ini rupiah akan melemah tipis pada kisaran Rp 14.027 hingga Rp 14.082 per dolar AS.

Sebagai perbandingan, Rupiah melemah kemarin di posisi Rp 14.060 per dolar AS atau turun 0,07 persen.

Ibrahim mengatakan bahwa pelemahan rupiah masih disebabkan oleh investor masih menanti keputusan Bank Sentral Eropa yang rencananya melonggarkan kebijakan moneter pada pertemuan Kamis besok.

“Namun, harapan pelaku pasar kian surut lantaran hasil pelonggaran kebijakan diperkirakan tidak bisa sesuai ekspektasi pasar,” ujar dia sore kemarin.

Kata Ibrahim, pelemahan rupiah tidak terlalu dalam lantaran ditopang optimisme pertemuan AS dan China terkait negosiasi perang dagang.

“Pertemuan tingkat tinggi AS dan negosiator China di Washington bulan depan dapat memberikan semacam pemutus arus perang dagang,” kata Ibrahim.

Selain itu, pergerakan rupiah juga akan dibayangi oleh upaya parlemen Inggris mendorong Perdana Menteri Boris Johnson untuk meninggalkan Uni Eropa.

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini