MATA INDONESIA, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar AS diramalkan akan menutup akhir pekan dengan penguatan secara terbatas. Kemarin mata uang garuda bertengger di posisi Rp 15.640 per dolar AS atau melemah 0,48 persen.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim memprediksi laju rupiah akan berkisar dari Rp 15.550 hingga Rp 15.750 per dolar AS. Ia mengatakan, pergerakan rupiah masih akan dipengaruhi oleh kekhawatiran para pelaku pasar dengan prospek ekonomi akibat tekanan penyebaran pandemi corona (covid-19).
Sebagai gambaran, penjualan ritel di AS mencapai minus 8,7 persen pada Maret 2020. Kemudian aktivitas manufaktur New York terjun hingga minus 78,2 persen. “Walaupun data eksternal terutama pengangguran AS yang jelek, rupiah masih bisa menguat terbatas,” ujar Ibrahim, Kamis.
Selain itu, laju rupiah juga dipenagruhi oleh Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) yang memperkirakan prospek pertumbuhan ekonomi global akan minus pada tahun ini. Sebab, pandemi corona mengganggu industri dan rantai pasok. Bahkan, ekonomi Asia diramal akan mencapai nol persen pada 2020. Ini merupakan prediksi terburuk sepanjang sejarah.
“Namun Asia diharapkan masih bisa lebih baik daripada wilayah lain,” kata Ibrahim.
Dari dalam negeri, sentimen datang dari perbedaan pandangan antara menteri keuangan dan Bank Indonesia (BI).
Pasar sedikit kecewa terhadap pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tentang ekspektasi buruknya ekonomi Indonesia karena wabah pandemi corona. Sementara Bank Indonesia begitu optimis tentang fundamental ekonomi dalam negeri yang cukup tangguh, bahkan berulang-ulang memberikan informasi yang positif terhadap pasar.
“Pasar jadi bingung dan bertanya-tanya,” ujarnya.