MINEWS.ID, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat diramalkan bakal tetap menguat secara terbatas pada Rabu, 11 September 2019.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim memperkirakan IHSG akan menguat terbatas di kisaran Rp 14.020 hingga Rp 14.090 per dolar AS.
Sebagai perbandingan, kemarin rupiah melemah 0,14 persen ke posisi Rp 14.050 per dolar AS. Ibrahim pun meramalkan pelemahan rupiah hari ini masih disebabkan oleh akibat indeks dolar yang mengalami penguatan.
“Pasar masih ragu dan menunggu kepastian kebijakan moneter dari hasil pertemuan European Central Bank (ECB) yang akan dirilis pada Kamis nanti,” ujarnya.
Ia melanjutkan, ECB diprediksi memangkas suku bunga deposito perbankan dan menggelontorkan stimulus, termasuk pembelian obligasi kembali. Hal ini dilakukan guna mendorong ekonomi negara di zona Euro yang tengah mengalami perlambatan.
Sentimen lain, kata Ibrahim, datang dari ekspektasi bahwa Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan memangkas tingkat suku bunga acuan dalam pertemuannya pekan depan.
“Ekspektasi tersebut datang seiring dengan lemahnya pasar tenaga kerja AS,” kata Ibrahim.
Selain itu, sentimen juga datang dari Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang tengah kehilangan upaya lain untuk mengadakan pemilihan umum. Ini berarti pemilihan tidak akan diadakan setelah batas waktu Brexit 31 Oktober 2019.
Sementara dari internal, sentimen positif bagi Rupiah adalah soal sikap BI yang optimistis bahwa aliran modal asing masih akan membanjiri Indonesia. Investasi masih cukup menarik jika dilihat dari tingkat imbal hasilnya. Apalagi bauran kebijakan yang di lakukan oleh pemerintah dan BI mengenai sasaran yang tepat.
“Apabila pasar kembali bergolak akibat perang dagang dan Brexit maka Bank Sentral siap untuk kembali membuat pasar bergairah dengan instrumen bauran kebijakan moneter. Selain itu amunisi terakhir adalah penurunan suku bunga acuan yang sudah dilakukan sebelumnya,†ujar Ibrahim.