Rilis Indeks Pembelian Manufaktur AS Keluar, Rupiah Berbalik Menguat

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Diprediksi melemah, ternyata pada penutupan perdagangan Rabu 4 September 2019 sore, nilai tukar rupiah justru berbalik menguat atas dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah terapreasiasi ke posisi Rp 14.153 per dolar AS atau naik 0,51 persen dari penutupan hari sebelumnya.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.218 per dolar AS atau melemah dibanding Senin kemarin, yakni Rp14.217 per dolar AS. Hari ini, rupiah bergerak di dalam rentang Rp 14.153 hingga Rp 14.225 per dolar AS.

Mengutip data RTI Bussines, sore hari ini, pergerakan mata uang utama Asia bervariasi atas dolar AS. Yuan China menguat 0,54 persen. Dolar Singapura yang menguat 0,31 persen. Sementara Yen Jepang melemah 0,31 persen.

Mata uang negara maju seperti Euro, dolar Auatralia dan Poundsterling juga menguat masing-masing 0,35 persen, 0,40 persen dan 0,65 persen.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa pelemahan mata uang garuda disebabkan oleh sejumlah sentimen dari luar di antaranya;

Pasar merespon hasil survei Purcashing Manager Index (PMI) atau indeks pembelian manufaktur bulan Agustus versi Caixin yang menunjukkan lonjakan aktivitas sektor jasa, Negara China yang merupakan level tertinggi dalam 3 bulan terakhir.

Hasil PMI sektor jasa China bulan Agustus tercatat sebesar 52,1 poin, lebih tinggi dari capaian Juli yang sebesar 51,6 poin.

Kedua, rilis data PMI manufaktur AS bulan Agustus versi Institute for Supply Management (ISM) mencatatkan kontraksi untuk pertama kalinya sejak Januari 2016. Angka PMI manufaktur tercatat hanya sebesar 49,1 poin, lebih rendah dari konsensus pasar yang memproyeksi di level 51,1 poin.

Ketiga, pasar kembali optimis setelah keberhasilan anggota parlemen Inggris dalam merebut kendali waktu parlemen untuk mencoba dan memblokir Brexit yang tidak ada kesepakatan.

Sementara dari dalam negeri, sentimen postif bagi rupiah datang dari upaya Bank Indonesia (BI) yang terus melakukan intervensi baik secara masif maupun intervensi secara langsung di pasar Valas dan Obligasi di perdagangan DNDF.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini