MATA INDONESIA, JAKARTA – Kurangnya koordinasi tiga kepala daerah Jabodetabek dan pemerintah pusat membuat penanganan penyebaran virus corona di wilayah tersebut menjadi terkendala. Maka, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku sering berinisiatif sendiri karena tidak sabar menunggu kebijakan pemerintah pusat.
“Tiga provinsi ini memang belum banyak komunikasi secara teknis, perlu difasilitasi, Pak. Saya memahami bahwa Gubernur DKI dan Gubernur Banten juga sibuk, jadi kami mohon bapak tugaskan level menteri melakukan koordinasi ini dalam skala rutin,” ujar Ridwan Kamil yang melakukan rapat lewat teleconference dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Jumat, 3 April 2020.
Menurutnya jika Jabodetabek bisa ditangani dengan baik maka 70 persen penyebaran corona bisa dihambat.
Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil, mengungkapkan salah satu bentuk ketidaksabarannya dalam memerangi wabah corona tersebut adalah membeli alat tes virus corona ke Korea Selatan yang bisa memeriksa 500 sampel per hari di laboratorium kesehatan daerah.
Maka jumlah pasien positif terinfeksi corona semakin bertambah menjadi 667 kasus positif termasuk menemukan banyak klaster penyebaran virus tersebut. Hasilnya saat ini hampir memenuhi kuota tempat tidur pasien corona di Jawa Barat yang sekitar 1.700 an.
Maka, Emil mengharapkan pemerintah pusat benar-benar melarang para perantau untuk mudik agar penyebaran virus itu tidak semakin luas. Apalagi para perantau di Jabodetabek itu banyak pulang ke pelosok yang menyulitkan penanganan kasusnya.
Berdasarkan hasil tes cepat dan massal tersebut Emil juga meyakini bahwa jumlah orang yang terinfeksi virus itu sebenarnya berlipat-lipat dari yang tertangani sekarang.