Ribuan Wartawan Jadi Tumbal Keganasan Covid-19 Selama 2021

Baca Juga

MATA INDONESIA, JENEWA – Pandemi Covid-19 telah menelan jutaan jiwa di dunia, termasuk 2,000 wartawan dari 94 negara. Namun, sebuah laporan mengatakan bahwa angka tersebut mungkin saja bisa lebih tinggi.

Setidaknya 1.400 pekerja media menyerah pada virus corona selama periode 2021. Di mana rata-rata 116 wartawan menjadi tumbal setiap bulan atau sekitar empat orang per hari, demikian laporan Kampanye Emblem Pers (PEC) yang berbasis di Jenewa, Swiss.

“Jumlah korban sebenarnya tentu lebih tinggi, karena penyebab kematian jurnalis terkadang tidak ditentukan atau kematian mereka tidak diumumkan,” kata kelompok itu, melansir Anadolu Agency, Sabtu, 8 Januari 2022.

“Di beberapa negara, tidak ada informasi yang dapat dipercaya, dan angka 2.000 adalah perkiraan keseluruhan yang rendah,” sambung kelompok tersebut.

PEC mencatat bahwa jumlah kematian melambat tahun lalu setelah vaksin Covid-19 tersedia. Dari 1.940 kematian wartawan yang didaftarkan oleh PEC sejak Maret 2020, hanya sekitar setengahnya – tepatnya 954, berada di Amerika Latin.

Mengikuti Asia dengan angka kematian sebanyak 556 jiwa, kemudian di Eropa sebanyak 263 jiwa, Afrika sebanyak 98 jiwa, dan terakhir Amerika Utara dengan angka 69 jiwa.

“Lebih dari 50 kematian masih dalam penyelidikan,” kata kelompok itu.

Di antara negara-negara tersebut, Brasil dan India memimpin penghitungan dengan masing-masing sebanyak 295 dan 279 kematian. Namun, di India angka kematian wartawan bisa mencapai 400 jiwa, menurut Nava Thakuria, perwakilan PEC untuk negara Asia Selatan.

Peru telah mencatat 199 kematian wartawan yang diakibatkan oleh virus Corona, diikuti oleh Meksiko dengan 122 jiwa, Kolombia sebanyak 79 jiwa, dan Bangladesh sebanyak 68 jiwa.

Di Amerika Serikat, setidaknya 67 wartawan dilaporkan telah meninggal karena Covid-19, sementara Italia memiliki jumlah korban tertinggi yakni 61 jiwa di antara semua negara Eropa.

Disusul Venezuela (59), Ekuador (51), Argentina (46), Indonesia (42), Rusia (42), Iran (34), Inggris (33), Turkiye (29), Republik Dominika (29), Pakistan (27), Nepal (23), Mesir (22), serta Bolivia (20).

“Honduras, Afrika Selatan, Spanyol, dan Ukraina semuanya telah mencatat 19 kematian sejauh ini,” kata PEC.

“Setelah lonjakan infeksi mematikan pada paruh pertama tahun 2021, jumlah kematian untungnya melambat pada paruh kedua berkat kemajuan dalam vaksinasi,” kata Sekretaris Jenderal PEC, Blaise Lempen.

Pada paruh pertama tahun 2021, virus corona telah membunuh sebanyak 1.175 wartawan. Namun, angka itu turun menjadi 225 pada paruh kedua, dengan peningkatan angka kematian di Eropa dan penurunan tajam di kawasan Amerika Latin dan Asia.

Terakhir, Lempen mendesak pekerja media untuk mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan, termasuk suntikan vaksin booster.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini