Ribuan Anak yang Direkrut Kelompok Pemberontak Houthi Tewas di Medan Perang

Baca Juga

MATA INDONESIA, SANA’A – Hampir 2,000 anak direkrut oleh kelompok pemberontak Houthi Yaman dan tewas di medan perang, demikian laporan terbaru yang diterbitkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Laporan terbaru PBB juga mengungkapkan bahwa kelompok pemberontak Houthi mendapatkan komponen kunci untuk sistem senjata dari perusahan-perusahaan di Timur Tengah, Eropa, dan Asia.

Dalam laporan tahunan kepada Dewan Keamanan, para ahli PBB mengatakan mereka telah menemukan bukti bahwa Houthi menggunakan beberapa kamp musim panas dan sebuah masjid untuk menyebarkan ideologi mereka.

Kelompok Houthi kemudian merekrut anak-anak untuk melawan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, yang didukung oleh pemerintah yang dipimpin Arab Saudi.

“Anak-anak diinstruksikan untuk meneriakkan slogan Houthi ‘matilah Amerika, matilah Israel, kutuk orang-orang Yahudi, kemenangan bagi Islam’,” kata empat anggota panel ahli.

“Di satu kamp, ​​anak-anak berusia 7 tahun diajari membersihkan senjata dan menghindari roket,” sambung anggota panel tersebut, melansir Al Jazeera.

Keempat panel tersebut mengatakan bahwa pihaknya menerima daftar 1.406 anak-anak yang direkrut oleh Houthi yang tewas di medan perang tahun 2020 dan sebanyak 562 tentara anak terbunuh antara Januari dan Mei 2021.

“Mereka berusia antara 10 dan 17 tahun. Dan sejumlah besar anak-anak tersebut terbunuh di Kota Amran, Dhamar, Hajjah, Hodeidah, Ibb, Saada, dan Sanaa,” lanjutnya.

Para ahli mengecam penggunaan tentara anak dalam konflik yang tak berkesudahan tersebut dan meminta semua pihak untuk menahan diri dari menggunakan sekolah, kamp musim panas dan masjid untuk merekrut anak-anak.

Laporan setebal 300 halaman itu juga menemukan para pemberontak – yang menguasai ibu kota Sanaa, terus mendapatkan komponen penting untuk sistem senjata mereka dari perusahaan-perusahaan di Eropa dan Asia, menggunakan jaringan perantara yang kompleks untuk mengaburkan rantai penjagaan.

“Semua pasukan militer dan paramiliter yang setia kepada otoritas yang berbasis di Sanaa termasuk dalam definisi ini karena melanggar embargo senjata yang diberlakukan PBB,” katanya.

Laporan itu tidak mengkonfirmasi tuduhan oleh Amerika Serikat dan Arab Saudi bahwa Iran terlibat langsung dalam konflik tersebut. sebagaimana diketahui, Teheran mengakui mendukung Houthi secara politis tetapi menyangkal telah membantu mereka mendapatkan senjata.

Para ahli mengatakan bukti menunjukkan komponen senjata dan peralatan militer lainnya terus dipasok melalui darat ke pasukan Houthi oleh individu dan entitas yang berbasis di Oman.

Oman, yang berbatasan dengan Yaman, adalah satu-satunya negara di kawasan itu selain Iran yang mempertahankan hubungan resmi dengan kelompok bersenjata itu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Semua Pihak Perlu Bersinergi Wujudkan Pilkada Damai

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Pilkada tidak hanya sekadar agenda politik,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini