Relokasi Dibatalkan, Pengungsi di Bosnia Menunggu Tanpa Kepastian

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Relokasi ratusan migran dan pengungsi dari kamp yang rusak akibat kebakaran di Bosnia dibatalkan. Hal ini karena mendapat penolakan dari warga setempat.

Para migran menyalakan api untuk pemanasan sambil menunggu tanpa kepastian untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

Para migran yang berasal dari Afrika, Asia, dan Timur Tengah seharusnya dipindahkan pada Selasa (29/12) dari Kamp Lipa -yang terletak di barat laut Bosnia dan menuai banyak kritik, ke bekas barak tentara di kota Bradina yang berjarak 320 km.

Sekitar 1,000 migran terdampar di kamp dalam cuaca dingin bersalju dan berangin, setelah dibongkar pasca kebakaran pekan lalu. Kamp migran yang terletak di dekat perbatasan dengan Kroasia sejatinya kekurangan fasilitas dasar seperti air dan pemanas.

Ketua Mufti Komunitas Islam Bosnia, Husein Kavazovic pun menyerukan semua pihak untuk memperlakukan para migran dengan baik.

“Kami tidak memperlakukan orang yang membutuhkan dengan cara seperti itu,” kata Husein Kavazovic, melansir Al Jazeera.

Sebagian besar migran tinggal di sudut barat laut Bosnia, di mana mereka berharap menyeberang ke Kroasia sebelum melanjutkan perjalanan ke negara-negara kaya di benua Eropa.

Namun, untuk sampai ke Kroasia, para migran menggunakan rute pengunungan ilegal dan sering menghadapi tekanan, serta kekerasan di tangan polisi Kroasia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini