MINEWS, JAKARTA-Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria angkat bicara terkait kasus yang menimpa salah satu dosennya bernama Abadul Basith yang diamankan polisi karena diduga merencanakan demo rusuh dengan bom molotov.
“Kita masih tunggu keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait dengan kasus tersebut. Kita masih tunggu,” kata Rektor IPB di Kemenristek Dikti, Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Senin 30 September 2019.
Arif mengaku tak menyangka kalau AB diamankan oleh polisi karena diduga terlibat sebagai perancang demo mahasiswa. Dia menyebut kepribadian AB yang baik, tak menggambarkan hal seperti itu.
“Beliau orang baik, orang suka menolong dan menginspirasi juga. Jadi kami sama sekali tidak menyangka adanya dugaan tersebut,” katanya.
Meski begitu, Arif menegaskan IPB akan menaati peraturan hukum yang berlaku. Dia juga menegaskan, IPB sudah memiliki aturan yang pasti jika ada salah satu dosennya yang terbukti melanggar etik.
“Aturannya sudah sangat jelas, andai kata hasilnya seperti apa… tapi kita sudah punya aturan main tentang bagaimana seorang dosen kalau melanggar norma dan etika, itu sudah ada aturannya, dan itu sudah sangat jelas,” katanya.
Ketika ditanya apakah IPB memberikan pendampingan hukum kepada AB, dia enggan menjawab itu. Dia hanya mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan keluarga yang bersangkutan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono mengatakan peran dari seorang Abdul Basith adalah menyiapkan bom molotov untuk merusuh dalam kegiatan Mujahid 212.
Pelaku menyimpan 28 molotov untuk mendompleng demo Mujahid 212 dengan melakukan pembakaran-pembakaran di Jakarta.
Argo mengatakan Abdul Basith sudah merencanakan untuk melakukan kerusuhan di tengah-tengah demo Mujahid pada Sabtu 28 September 2019. Polisi bergerak cepat dengan mengamankan Abadul Basith, untuk mencegah kerusuhan tersebut.
Argo menegaskan bahwa Abdul Basith ditangkap karena melakukan pemufakatan jahat dalam aksi tersebut.