MATA INDONESIA, JAKARTA – Ratu Keraton Agung, Fanni Aminadia merasa diperlakukan aparat hukum seperti teroris kelas dunia. Dia pun membuat status membingungkan di akun instagramnya yang diteruskan melalui hastag dan direct message (DM) ke Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang dipanggilnya dengan Ginanjar.
Dalam pesannya itu Fanni tampak berupaya menggunakan kalimat dan istilah yang membingungkan secara konteks maupun artinya.
Misalnya dia meminta waktu kepada Ganjar untuk melakukan diskusi dan diuji secara akademisi sejarah. Namun berita yang beredar selama ini disebutnya sebagai pelintiran yang mengubah makna pernyataannya.
“Sugeng siang Pak Ginanjar, prinsipnya kami sangat menyambut baik bahkan menunggu agar diskusi dan diuji secara akademisi sejarah ini bisa terealisasi. Tapi pelintiran berita dan penggalan dokumentasi ternyata mampu merubah makna dari pernyataan kamiðŸ™,” begitu kutipan pertama yang membingungkan itu.
Kutipan membingungkan lainnya adalah saat dia merasa penangkapannya oleh aparat hukum disebutnya eksklusif. Begini pernyataannya,”Dan saya kemarin berencana memposting surat terbuka dan untuk Bapak, tapi tanpa diberi kesempatan klarifikasi, mediasi dan bahkan penangkapan kami terkesan eksklusif lengkap dengan media. Kami berusaha korporatif tapi justru diperlakukan layaknya teroris kelas dunia atau dihakimi sebelum diberi hak mengklarifikasi.”
Kutipan terakhir yang dibuat Fanni menunjukkan dia tidak mengerti pembagian pemerintahan, karena dia menganggap Ganjar juga mengepalai institusi kepolisian.
“Saya mohon Bapak bisa menghimbau agar apartur yang bertugas jangan politisir kasus kami yang terlanjur viral untuk sekedar pers konference berhasil menangkap…. #ganjarpranowo #nurani #poldajateng.”