Ramai Ditolak, Nasib Mata Uang Libra Milik Facebook Tak Jelas

Baca Juga

MINEWS, INTERNASIONAL – Mata uang kripto Libra milik Facebook yang sempat digembar-gemborkan beberapa bulan lalu kini menghadapi masa-masa suram. Ketatnya aturan global dan derasnya penolakan membuat Libra saat ini sulit untuk dirilis, bahkan semakin tak jelas.

Mengutip Reuters, Senin 30 September 2019, Direktur Pelaksana Aosisasi Libra Bertrand Perez mengatakan sejak diumumkan tiga bulan lalu dalam rencana perilisan pada Juni 2020, keraguan mulai bermunculan dari segi regulasi dan politik.

“Jerman dan Prancis sudah menyatakan memblokir Libra. Tapi tak masalah jika peluncuran ditunda hingga satu atau dua kuartal,” kata Perez.

Ia menyebut saat ini sedang berlandung diskusi dengan regulator dari Eropa dan wilayah lain demi meredakan kekhawatiran mereka akan hadirnya mata uang digital Facebook itu.

Namun, Perez menegaskan, Libra sebenarnya didukung oleh cadangan aset dunia nyata, tak hanya sekadar digital. Aset-aset tersebut seperti deposito bank dan surat berharga pemerintah jangka pendek.

Bahkan, lanjut Perez, Libra dalam beroperasi diawasi oleh asosiasi dari 28 negara. Struktur itu bertujuan menumbuhkan kepercayaan dan menstabilkan volatilitas harga yang mengganggu mata uang kripto, seperti yang terjadi pada Bitcoin.

Anggota asosiasi lain di luar Facebook, antara lain: Vodafone (VOD.L), PayPal (PYPL.O), Mastercard (MA.N) dan Visa (VN). Perusahaan berencana menghimpun lebih banyak banyak anggota dalam waktu dekat, yang diprediksi berasal dari sektor perbankan.

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini