Raja Charles III Diprediksi Akan Turun Takhta Setelah Tujuh Tahun Menjabat

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON –  Raja Charles III akan turun takhta setelah menjabat selama tujuh tahun. Sementara itu, Pangeran Harry akan meninggalkan Meghan Markle. Seorang paranormal telah memprediksi hal tersebut.

Peramal berusia 60 tahun tersebut mengatakan bahwa raja baru tersebut berjuang dengan lebih keras dan sudah resah dengan tanggung jawabnya sebagai seroang raja.

Dia mengklaim “Dalam tujuh tahun, saya pikir Charles akan menyadari bahwa dia ingin turun takhta karena alasan sederhana bahwa dia tidak ingin membuang jutaan pound untuk pemakaman kenegaraan lagi.”

Ia menambahkan bahwa Meghan dan Harry akan berpisah dalam dua tahun ke depan. Selanjutnya ia akan kembali ke Kerajaan Inggris, dan Charles akan memilih kembali posisi anggota kerajaan Inggris.

John menunjukkan bahwa ratu tidak bisa turun takhta karena trauma dengan Pangeran Andrew dan Lady Diana. Namun Charles tidak akan memiliki pemikiran yang sama.

Dia menjelaskan “William akan mengambil peran dalam tujuh tahun ke depan. Saya tahu ratu tidak bisa turun takhta karena dia tidak bisa meninggalkan semua trauma, dia melalui banyak hal dengan Pangeran Andrew dan Putri Diana.”

Ia menganggap bahwa Charles tidak dapat memenuhi tanggung jawab. Charles menganggap bahwa hal tersebut merupakan pekerjaan besar sehingga dia akan merestrukturisasi keluarga kerajaan dan menempatkan seorang raja muda.

Paranormal yang menjalankan perusahaannya sendiri bernama We Are Namaste, mengatakan bahwa dia tidak bekerja untuk keuntungan finansial dan menyumbangkan semua uang yang dia hasilkan.

Ia juga menawarkan orang-orang kesempatan untuk menghubungi orang orang terkasihnya yang telah meninggal dunia untuk tujuan amal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

A2RTU Gelar Expo Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Pendukung Ketahanan Pangan dan Net Zero Emission

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketahanan pangan menjadi isu yang masif didengungkan oleh pemerintah. Terlebih, saat ini Indonesia bersiap menyongsong Indonesia Emas 2045. Di sisi lain, dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang kini diubah menjadi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Tahun 2020-2024 menyebut bahwa pembangunan pangan di Indonesia masih menghadapi masalah. Utamanya, terkait dengan penyediaan (supply) pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini