PWI Minta Presiden Proses Regulasi Hak Cipta Jurnalistik

Baca Juga

MATA INDONESIA, KENDARI – Masalah hak cipta jurnalistik menjadi sorotan penting dari Persatuan Wartawan Indonesia.

Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Atal S Depari, meminta Presiden Joko Widodo untuk menginstruksikan jajarannya supaya segera memproses regulasi hak cipta jurnalistik atau publisher rights.

“Alhamdulillah, sudah kami serahkan dan susun publisher rights. Kami serahkan pada bulan Oktober tahun lalu. Memang drafnya belum sempurna, namun sekarang ada di tangan pemerintah. Mohon Bapak Presiden berkenan menginstruksikan kementerian terkait untuk memprosesnya,” ujar Atal saat membacakan laporan peringatan Hari Pers Nasional 2022 di Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu 9 Februari 2022.

Hak cipta jurnalistik merupakan regulasi yang bernilai penting. Dalam menjaga kedaulatan digital Indonesia. Agar tidak dieksploitasi oleh perusahaan-perusahaan raksasa digital global.

”Indonesia ini adalah potensi yang sangat menggiurkan bagi kekuatan digital global. Indonesia ibarat tambang emas yang diperebutkan. Tapi, tidak semestinya kita membiarkan diri menjadi objek eksploitasi para perusahaan raksasa digital global,” ujarnya.

Atal mengatakan membangun kedaulatan dan kemandirian digital harus menjadi perhatian seluruh pihak. Segenap bangsa Indonesia, kata dia, harus menempatkan diri secara baik dalam peta digitalisasi global. Demi melindungi kepentingan nasional.

Ia juga mengimbau segenap media massa Indonesia untuk senantiasa menumbuhkan solidaritas dan kekompakan. ”Dalam rangka mewujudkan keberadaan regulasi publisher rights. Sangat dibutuhkan solidaritas dan kekompakan antar-media, seperti media besar terhadap kecil. Publisher rights harus melindungi semua media, baik media yang besar maupun kecil,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini