MINEWS, JAKARTA-Tujuh rumah dan satu madrasah rusak parah di Kampung Cihandeuleum RT 09/05, Desa Sukamulya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Kerusakan itu akibat dihujani batu besar yang berasal dari penambangan batu di atas tebing.
Polisi telah memeriksa tiga orang saksi akibat insiden tersebut. Dari keterangan sementara, diduga ada kesalahan SOP pihak perusahaan penambang batu, yakni dengan melakukan blasting atau meledakkan batu di puncak tebing.
Kasat Reskrim Polres Purwakarta, AKP Handreas Ardian mengatakan, dalam olah TKP memang ada dugaan pihak penambang batu melakukan blasting. Karena itu, terjadi hujan batu yang mengakibatkan banyak rumah warga dan sebuah sekolah rusak.
“Dari tujuh rumah, dua di antaranya mengalami rusak berat dan nyaris rata dengan tanah,” kata Handreas.
Saat ini petugas sudah memeriksa tiga orang saksi dari PT Mandiri Sejahtera Sentra, perusahaan tambang di Gunung Miun, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta. Mereka yakni, juru ledak dan petugas bagian operasional.
Menurut Kasat Reskrim, ketiganya bisa ditetapkan sebagai tersangka, karena melakukan kelalaian. Hujan batu di sekitar lokasi tebing gunung tersebut diduga karena kesalahan SOP pihak penambang.
Sementara itu, salah satu pemilik rumah yang rusak berat, Dodi (37) tidak menyangka rumah yang ditinggalinya bersama istri selama delapan tahun bisa tertimpa batu. Tak tanggung-tanggung bongkahan batu setinggi lebih dari lima meter menimpa rumahnya. Alhasil setengah dari rumahnya rata dengan tanah.
Dodi yang saat itu berada di luar rumah melihat langsung batu-batu besar berjatuhan dari atas bukti yang berada di depan rumahnya. Dodi lantas lari bersama warga lainnya menyelamatkan diri. Beruntung istrinya yang berada di dalam rumah masih sempat lari menyelamatkan diri sebelum bongkahan batu itu menimpa rumahnya.