PT KCI: Pagi Ini, KRL Kembali Berjalan Normal Sepenuhnya

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Sempat mengalami gangguan selama hampir 15 jam karena gangguan imbas dari adanya pemadaman listrik yang dilakukan oleh PLN disejumlah wilayah, akhirnya KRL Commuter Line kembali beroperasi.

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menginformasikan bahwa pagi ini KRL telah sepenuhnya kembali normal.

VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba mengatakan layanan KRL Commuter Line pada pukul 04.00 WIB, Senin 5 Agustus 2019 pagi ini telah kembali normal sepenuhnya setelah terganggu akibat padamnya listrik di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat pada Minggu 4 Agustus 2019.

Anne juga mengimbau para penumpang untuk mengutamakan keselamatan dalam pejalanan dan mengikuti informasi yang diberikan petugas KRL di stasiun maupun di dalam kereta.

Berdasarkan data yang diberikan, jalur-jalur KRL disebut telah beroprasi dengan normal. Diantaranya, KRL dengan rute Jakarta Kota- Tanjung Priok, Jakarta Kota-Bogor, hingga rute Duri-Tangerang.

Berikut ini data pantauan kondisi lintas KRL pada pagi hari ini, yang diberikan PT. KAI:

1. Jakarta Kota-Tanjung Priok PP
Status:beroperasi normal

2. Jakarta Kota-Bogor PP
Status: beroperasi normal

3. Jatinegara/Angke-Nambo/Bogor PP
Status: beroperasi normal

4. Jakarta Kota-Bekasi / Cikarang PP
Status: beroperasi normal

5. Tanah Abang-Rangkasbitung PP
Status: beroperasi normal

6. Duri-Tangerang PP
Status: beroperasi normal

 

Berita Terbaru

Transformasi Ekonomi Indonesia: Swasembada Pangan dan Energi Jadi Prioritas Strategis

Di tengah kompleksitas situasi geopolitik dunia yang terus berkembang, Indonesia memposisikan program kemandirian pangan dan energi sebagai prioritas strategisnasional. Pemerintah menunjukkan keseriusan dalam memperkuat sektor pertanian dan energi terbarukan, sebagai bagian dari transformasi ekonomi menuju kemandirian dan penciptaan lapangan kerja berkelanjutan. Transformasi ekonomi Indonesia melalui program swasembada pangan dan energimerupakan wujud nyata dari cita-cita kemandirian bangsa yang telah lama didambakansejak era kemerdekaan. Program strategis ini tidak hanya bertujuan mengurangiketergantungan impor, tetapi juga menghidupkan kembali semangat berdikari yang menjadi fondasi kedaulatan nasional Indonesia.  Dalam konteks kemandirian bangsa, swasembada pangan dan energi menjadi pilar utama yang menentukan kemampuan Indonesia untuk berdiri tegak di tengah dinamikaglobal yang penuh ketidakpastian.  Swasembada bukan tujuan jangka pendek, tetapi fondasi kemandirian nasional. Pemerintah terus membangun visi jangka panjang yang mencakup ketahanan logistik, kedaulatan ekonomi, dan stabilitas nasional. Perspektif ini menegaskan bahwa program swasembada harus dipahami sebagai investasi strategis untuk generasi mendatang. Peter Abdullah, Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute, memberikan perspektif mendalam mengenai pentingnya transformasi struktural ini bagimasa depan bangsa Indonesia. Menurut Peter Abdullah, upaya pemerintah untuk mewujudkan kemandirian bangsamelalui swasembada pangan dan energi merupakan langkah strategis dalammemperkuat ketahanan nasional, baik dalam situasi damai maupun krisis global. Pandangan ini menegaskan bahwa program swasembada bukan sekadar target produksi, melainkan investasi jangka panjang untuk stabilitas negara.  Ketahanan pangan dan energi bukan semata isu ekonomi, melainkan bagian daripertahanan negara. Dalam konteks ini, pemerintah mendorong penguatan sektordomestik agar Indonesia tidak bergantung pada impor dalam kondisi darurat. Strategi ini menjadi semakin relevan mengingat berbagai gejolak geopolitik yang kerapmempengaruhi rantai pasokan global. Peter Abdullah melihat upaya ini sebagaimomentum penting untuk mengubah paradigma pembangunan yang selama ini terlalubergantung pada sektor ekstraktif dan impor. Fokus pada transformasi ekonomi ini tidak hanya bertujuan mencapai swasembada, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih resilient dan inklusif. Denganmemperkuat fondasi domestik, Indonesia diharapkan dapat mengurangi kerentananterhadap fluktuasi harga komoditas global dan shock ekonomi eksternal. Peningkatan produktivitas menjadi fokus utama dalam roadmap swasembada nasional. Pemerintah mulai membenahi sistem insentif agar petani memperoleh keuntungan yang layak, sekaligus menarik generasi muda kembali ke sektor pertanian. Langkah inidipandang krusial mengingat tantangan regenerasi yang dihadapi sektor pertanianIndonesia. Pemerintah mengedepankan keseimbangan antara harga yang terjangkau bagikonsumen dan pendapatan yang memadai bagi petani. Strategi ini diharapkan dapatmeningkatkan daya beli masyarakat perdesaan dan mendorong pertumbuhan ekonominasional yang lebih merata. Dukungan terhadap komoditas unggulan seperti beras terus diperkuat dalam program swasembada nasional. Pemerintah melihat potensi besar untuk mencapai swasembada, mengingat kapasitas panen Indonesia yang lebih tinggi dibanding negara-negara maju. Optimisme ini didukung oleh kondisi geografis dan iklim Indonesia yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini