Provinsi Shanxi, Cina Dilanda Banjir, 15 Orang Meninggal Dunia

Baca Juga

MATA INDONESIA, SHANXI – Hujan lebat di Provinsi Shanxi, Cina utara menyebabkan daerah tersebut dilanda banjir. Selain menghancurkan ribuan rumah, banjir kali ini juga menyebabkan 15 orang meninggal dunia dan memaksa ratusan ribu warga mengungsi.

“Sekitar 19.000 bangunan hancur akibat cuaca ekstrem, dengan 18.000 lainnya rusak parah. Sementara 15 orang tewas akibat bencana itu dan tiga orang lainnya masih hilang,” kata pejabat manajemen darurat setempat Wang Qirui pada konferensi pers.

“Setidaknya 1,75 juta penduduk di seluruh provinsi telah terkena dampak banjir, dengan 120.000 jiwa dievakuasi dengan aman,” sambungnya, melansir TRT World, Selasa, 12 Oktober 2021.

Hujan lebat kali ini juga membuat 60 tambang batubara di daerah Shanxi ditutup. Untuk diketahui bahwa Shanxi merupakan pusat penambangan batubara terbesar di Negeri Tirai Bambu.

Pada Agustus, pemerintah provinsi Henan mengatakan, sebanyak 302 orang tewas dan 50 masih hilang. Sebagian besar korban berada di Zhengzhou – ibu kota provinsi, di mana sebanyak 292 jiwa meninggal dan 47 orang lainnya masih hilang. Sebanyak 10 orang tewas di tiga kota lain, kata para pejabat pada konferensi pers di Zhengzhou.

Curah hujan yang tinggi membanjiri kota sejak 20 Juli, mengubah jalan menjadi sungai dan membanjiri setidaknya sebagian dari jalur kereta bawah tanah. Video yang diposting online menunjukkan kendaraan hanyut dan banyak orang terjebak di mobil maupun kereta bawah tanah saat air naik.

Sepekan kemudian, giliran wilayah Sichuan yang dilanda banjir. Hujan deras di provinsi Sichuan, barat daya Cina, membuat 80,000 warga di wilayah tersebut harus dievakuasi.

Ketinggian air di sejumlah sungai besar di provinsi itu berada di atas tingkat peringatan menyusul hujan deras yang melanda wilayah tersebut selama beberapa hari. Satu waduk di Kota Dazhou melebihi batas banjir sebesar 2,2 meter, menurut Kantor Berita resmi Cina.

Sementara lebih dari 440 ribu warga dilaporkan kini telah terkena dampak banjir di enam kota di seluruh provinsi tersebut.

Penyiar CCTV pemerintah mengatakan, pada Sabtu (7/8), hujan lebat di Sichuan menyebabkan kerugian ekonomi sebesar 38,57 juta USD, dengan 45 rumah dilaporkan hancur dan 118 rumah lainnya rusak parah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini