Provinsi Jawa Terlalu Padat, Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Timur Sudah Tepat

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Presiden Joko Widodo telah mengumumkan lokasi yang akan menjadi lokasi Ibu Kota Negara (IKN) baru Indonesia. Pemerintah sudah memutuskan untuk memindahkan Ibu Kota dari DKI Jakarta ke sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kertanegara di Kalimantan Timur.

Tidak hanya itu, Jokowi juga menyebut jika beban di Jakarta dan pulau Jawa sudah terlalu berat sehingga pemindahan IKN ke luar pulau Jawa sudah sepatutnya dilakukan. Pengamat kebijakan publik Universitas Indonesia Lisman Manurung menegaskan jika DKI Jakarta sudah mengalami krisis ekologi.

“Kita sering berulang ulang mengatakan, pulau Jawa sudah padat, yang persis kota Jakarta sudah alami krisi ekologi bawah tanah grown karena intrulsi air laut,” kata Lisman kepada Mata Indonesia News, Sabtu 5 Februari 2022.

Ia juga menegaskan jika pemindahan IKN ke luar pulau Jawa bukan semata-mata karena kepentingan segelintir melainkan rencana dari presiden yang sudah bergulir dari generasi ke generasi.

“Pertama, ibu kota negara kita merupakan merupakan suatu mimpi dari presiden pertama dan kemudian Jokowi ini bukan proyek pribadi,” kata Lisman.

Maka, keputusan untuk memindahkan IKN ke luar Jawa didasari oleh sejumlah alasan sifatnya bisa diterima secara akal sehat. Terlebih jika melihat hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 yang menyebut sekitar 56,56 persen masyarakat Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa.

Angka tersebut berbanding terbalik dengan pulau lainnya yaitu hanya mencapai kurang dari 10 persen, kecuali pulau Sumatera. Sementara, di Kalimantan persentase penduduk Indonesia hanya 6,05 persen atau 15.801.800 jiwa.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini