Protes Teorinya Disalahgunakan, Pakar Politik Australia Ini Sebut Prabowo Gak Lebih Baik dari Jokowi

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Pakar politik dan perubahan sosial dari The Australian National University, Tom Power menolak teorinya digunakan Tim Hukum Prabowo-Sandiaga untuk menyatakan Jokowi adalah pemimpin otoriter. Dia bahkan menilai kualitas demokrasi Indonesia tidak akan lebih baik jika Prabowo jadi presiden.

Menurut Tom, teori yang digunakan Tim Prabowo-Sandiaga tersebut merupakan hasil penelitian dan analisisnya tahun lalu yang dipublikasikan di Jurnal Bulletin of Indonesian Economic Studies tahun 2018.

Kepada cnbcindonesia, Tom menegaskan hasil penelitian itu tidak bisa untuk menyimpulkan bahwa Pemerintah Jokowi telah melakukan kecurangan yang terstruktur, masif dan sistematis pada pemilihan umum 2019 ini.

Hasil penelitian yang dia beri judul “Jokowi’s authoritarian turn and Indonesia’s democratic decline” itu Tom memang menggambarkan pada akhir masa pemerintahan Jokowi periode pertama, mantan Gubernur DKI Jakarta itu agak menunjukkan sikap anti demokrasi.

Namun, pernyataan tersebut menurutnya tidak serta merta membuat Pemerintahan Jokowi sudah berubah menjadi otoriter.

Tom mengungkapkan pembubaran HTI hingga proses hukum terhadap Mohammad Riziq Shihab sebagai salah satu gambaran institusi di Pemerintahan Jokowi telah berubah menjadi agak antidemokrasi.

Tetapi, Tom pun tidak yakin kualitas demokrasi Indonesia akan lebih baik dari sekarang jika Prabowo yang terpilih menjadi Presiden Indonesia.

Berita Terbaru

Langkah Pemerintah Berantas Judi Online Membuahkan Hasil Positif

Oleh : Arsenio Bagas Pamungkas )* Pemerintah Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam memberantas praktik judi online yang kian meresahkan masyarakat....
- Advertisement -

Baca berita yang ini