Program PEN Efektif Bangkitkan Perekonomian Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dan efektivitas penanganan covid-19 telah membuat perekonomian Indonesia kembali bangkit pada 2021, di mana nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Riil sudah kembali ke level sebelum pandemi.

“Melalui berbagai kebijakan Pemerintah, pada 2021 perekonomian kita sudah bisa tumbuh positif. Secara tahunan kita sudah tumbuh 3,69 persen. Jadi ada optimisme, meski di 2020 sempat terkontraksi, namun di 2021 kita mulai bangkit dan semoga di 2022 kita akan tumbuh lebih tinggi lagi,” kata Asisten Deputi Fiskal Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Gunawan Pribadi di Jakarta.

Pemulihan itu juga ditopang oleh mobilitas masyarakat dan aktivitas ekonomi, yang kembali meningkat pada Triwulan IV tahun 2021, seluruh komponen pengeluaran tumbuh positif.

Dari sisi produksi, selain sektor jasa keuangan, seluruh sektor tumbuh positif. Lima sektor utama seperti industri pengolahan, perdagangan, pertanian, pertambangan, dan konstruksi terus tumbuh tinggi dengan memberi kontribusi sebesar 63,81 persen terhadap perekonomian nasional.

Industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi yakni sebesar 1,01 persen dari total 5,02 persen.

Neraca perdagangan juga terus melanjutkan surplus dengan menunjukkan rekor tertinggi selama 15 tahun terakhir dengan surplus sebesar 35,3 miliar US dolar.

Ekspor yang sempat terhambat di 2020, kembali menggeliat di 2021 dengan tumbuh sebesar 41,9 persen yang terdorong dari ekspor pertambangan 92,2 persen, industri pengolahan 76,5 persen dan pertanian 1,8 persen.

Kinerja positif pada ekspor dan impor pada neraca perdagangan Indonesia ini masih melanjutkan tren surplus sejak Mei 2020 atau selama 21 bulan berturut-turut.

Selanjutnya, APBN juga mencatatkan kinerja positif dengan pendapatan negara yang terealisasi sebesar Rp2.003,1 triliun atau mencapai 114,9 persen dari target APBN sebesar Rp1.746,6 triliun. Realisasi belanja negara mencapai Rp2.786,8 triliun atau mencapai 101,3 persen dari target APBN sebesar Rp2.750 triliun.

Di sisi lain, kinerja penerimaan negara juga mengalami peningkatan, dari 10,7 persen PDB pada 2020 menjadi 11,9 persen PDB pada 2021.

Sedangkan defisit anggaran juga menunjukkan penurunan dari 6,1 persen PDB di 2020 menjadi 4,7 persen PDB di 2021. Penerimaan pajak di tahun 2021 mencapai Rp1.277,5 triliun atau 103,9 persen dari target, tertinggi sejak 12 tahun terakhir.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Ingub soal Miras di DIY Terbit, Sosiolog UGM: Jangan Lihat dari Jual Belinya Saja

Menanggapi terbitnya surat edaran terkait pengawasan minuman beralkohol, Sosiolog UGM, Derajad Sulistyo Widhyharto, mengapresiasi langkah tersebut. Menurutnya, pengawasan peredaran...
- Advertisement -

Baca berita yang ini